Kabar24.com, JAKARTA – Beredar pesan berantai yang menyebut fenomena equinox akan terjadi di Indonesia dalam lima hari ke depan.
Pada pesan yang beredar Jumat (18/3/2016) itu, disebutkan dampak dari fenomena ini adalah suhu udara yang cukup panas sekitar 40 derajat Celsius, khususnya pada pukul 12.00 hingga 15.00 WIB.
Selain Indonesia, fenomena equinox juga disebut terjadi di Singapura dan Malaysia. Suhu udara yang tinggi ini bisa membuat seseorang kekurangan cairan (dehidrasi), dan ‘heat stroke’.
Maka, dalam pesan berantai itu pun disebut harus lebih sering mandi air dingin, mengurangi makan daging, dan memperbanyak makan buah dan sayur.
Benarkah terjadi fenomena equinox di Indonesia dan Singapura?
Mengutip informasi yang dilansir situs Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA), pesan berantai dan informasi tentang fenomena equinox tidak benar!
Tidak benar akan terjadi suhu hingga 40 derajat Celsius, sehingga membuat gelombang panas. Oleh karena suhu tidak sampai 40 derajat Celsius, maka tidak akan terjadi “heat stroke” atau “sun stroke” yang berbuntut dehidrasi.
Pernyataan ini didukung oleh informasi yang dilansir Meteorological Service Singapore (MSS), bahwa suhu udara di Singapura memang lebih panas, dan kering dibanding sebelumnya pada pekan kedua bulan Maret.
Tapi, suhu udara berkisar 33 derajat Celsius hingga 34 derajat Celsius. Bisa juga sekitar 36 derajat Celsius selama beberapa hari.
Suhu udara yang lebih hangat dari biasanya ini disebabkan oleh pengaruh fenomena El Nino, dan suhu udara yang lebih hangat dan kering.
Sementara, faktor fenomena equinox adalah faktor lain yang membuat suhu udara di bumi lebih panas untuk tahun ini. Meski suhu lebih hangat, menurut MSS, akan terjadi hujan pada sore hari selama empat hingga enam hari di beberapa tempat di Singapura.