Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Penambang Sumur Tua Enggan Jual Minyak ke Pertamina

Para penambang sumur minyak tua di Bojonegoro, Jawa Timur, enggan menjual minyak mentah ke PT Pertamina karena dibeli dengan murah.
Penambangan sumur minyak tua di Bojonegoro, Jawa Timur/Antara
Penambangan sumur minyak tua di Bojonegoro, Jawa Timur/Antara

Bisnis.com, BOJONEGORO - Para penambang sumur minyak tua di Bojonegoro, Jawa Timur, enggan menjual minyak mentah ke PT Pertamina karena dibeli dengan murah.

Para penambang di Desa Wonocolo dan Ndangilo, Kecamatan Kadewan, Bojonegoro, lebih senang menyuling minyak mentah, lalu menjual berupa solar kepada parengkek (orang yang mengangkut hasil pengeboran sumur minyak tua) dengan nilai tambah lebih besar.

Sujiran, penambang di Desa Wonocolo, menyebutkan dia dapat menjual solar Rp600.000 per drum (sekitar 200 liter). Omzetnya jauh lebih besar ketimbang menjual minyak mentah ke Pertamina EP Rp1,6 juta per bulk (sekitar 1.000 liter).  

"Buat apa kami jual ke Pertamina? Lebih baik kami suling sendiri, solarnya kami jual ke rengkek," kata Sujiran, penambang di Desa Wonocolo, Rabu (17/3/2016).

Sujiran belum genap setahun terjun menambang sumur tua di kampung halamannya setelah mengundurkan diri dari pekerjaan di pabrik sepatu di Serang, Banten.

Fadir, penambang di Desa Ndangilo, juga menuturkan hal serupa. Menurutnya, menjual minyak mentah ke Pertamina tidak akan bisa menutup biaya produksi, apalagi sejak harga minyak jatuh.

Dengan menjual solar Rp650.000 per drum saja, dia mengaku hanya untung Rp80.000 per drum. Lebih-lebih, cadangan minyak sumur tua kian tipis. Beberapa tahun lalu, dia mampu menjual solar 10 drum per pekan. Namun sekarang bisa menjual 7 drum per pekan sudah bagus.

Efisiensi dia lakukan untuk mempertahankan keuntungan, misalnya dengan mengganti bahan bakar kayu dengan gas. Dia hanya perlu mengeluarkan Rp20.000 per pekan untuk mendapat pasokan gas ketimbang kayu Rp50.000 per hari.

"Biarlah kami tetap seperti ini. Tidak perlu dipaksa menjual ke siapa. Yang penting kami bekerja, tidak mengganggu lahan orang lain," ungkap Fadir yang menambang sejak 2009.

Sumur minyak tua di kedua desa itu peninggalan Belanda yang tidak dikelola lagi. Dari semula sekitar 200 sumur di bawah wilayah kerja Pertamina EP, jumlahnya kini bertambah menjadi sekitar 700 sumur karena warga terus membuka sumur-sumur baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper