Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Pembangunan SPAM Jatiluhur Belum Jelas

Semenjak terbentuknya PT Air Minum Indonesia (AMI) sebagai special purpose vehicle (SPV) pembangunan SPAM Jatiluhur tahun lalu, hingga kini konsorsium itu belum jelas arahnya. Hal ini ditengarai menjadi penghalang percepatan pembangunanya

Bisnis.com, JAKARTA - Semenjak terbentuknya PT Air Minum Indonesia (AMI) sebagai special purpose vehicle (SPV) pembangunan SPAM Jatiluhur tahun lalu, hingga kini konsorsium itu belum jelas arahnya. Hal ini ditengarai menjadi penghalang percepatan pembangunanya.

Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR M. Natsir mengatakan pembangunan fisik SPAM Jatiluhur I belum dilaksanakan. Dirinya menyebutkan tengah menggodok langkah strategis guna mewujudkan PT AMI sebagai SPV.

Hingga saat ini, ujarnya, status konsorsium itu masih belum jelas. Status yang belum jelas itu lanjutnya terkait kelengkapan administrasi yang masih dalam proses penyelesaian untuk menetapkan PT AMI sebagai SPV Jatiluhur.

Hal itu, katanya, juga mempengaruhi penyiapan pendanaan. Apalagi Natsir mengaku pihaknya dalam proses mendapatkan pendanaan

"Saya kira masih dalam tahap itu. Kalau statusnya [PT AMI] sudah jelas, saya rasa pendanaan lebih cepat," jelasnya kepada Bisnis Selasa (15/3/2016)

Rencananya Natsir menjelaskan pendanaan sebesar 30% akan berasal dari konsorsium tersebut, sedangkan sisanya 70% diperoleh dari pinjaman perbankan. Untuk dana pembangunan dia mengestimasikan sebesar Rp1,7 triliun.

Pada mulanya kementerian PU menunjuk Perum Jasa Tirta Dua sebagai PBJK hingga kemudian PJT dua mengajak BUMN dan BUMD lain masuk dalam konsorsium PT AMI. Tercatat PT Wijaya Karya dengan kepemilikan saham 14%, BUMD DKI Jakarta PT Jaya Konstruksi dengan kepemilikan mayoritas, yakni 51%, lalu BUMD Jawa Barat PT Tirta Gemah Ripah 25%, dan Perum Jasa Tirta II selaku perwakilan regulator 10%.

Lebih lanjut Natsir memaparkan SPAM jatiluhur nantinya akan dibangun dengan memanfaatkan aliran air baku dari tarum barat. Sementara lokasi insatalansi penjernihan air di dua tempat, yakni di samping Bendung Bekasi sebesar 4.450 liter per detik dan sisanya dihasilkan oleh Cibeet sebesar 550 liter per detik.

Dilanjutkan kemudian masing-masing PDAM yang akan mendistribusikan. Dirinya menambahkan Pemprov DKI Jakarta juga telah menyiapkan dana sendiri untuk membuat jaringan pendistribusian air.

Hal itu dikarenakan dari 5.000 aliran per detik, sebanyak 4.000 aliran per detik didistribusikan ke Jakarta. Sisanya 350 aliran per detik masing-masing untuk kabupaten Bekasi dan Karawang, dan 300 aliran per detik untuk kota Bekasi

Sementara untuk SPAM Jati luhur II, Natsir memperkirakan akan menelan biaya Rp5,3 triliun dengan kapasitas 5000 liter per detik. Aliran itu didistribuskian seluruhnya ke DKI Jakarta.

Natsir mengimbuhkan Instalasinya dibuat di sekitar jatiluhur dan secara gravitasi ke arah DKI ke arah pondok gede dan selanjutnya.

Pihaknya tengah menimbang tiga opsi pendanaan. Pertama investasi sebesar Rp1,8 triliun dalam bentuk kerja sama dengan swasta. Selebihnya tuturnya menggunakan APBN on top sekitar Rp3,6 trikiun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper