Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Penduduk Berusia 40--59 Tahun Paling Antikorupsi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, penduduk Indonesia berusia 40 tahun - 59 tahun (paruh baya) cenderung menjadi kelompok yang paling antikorupsi sesuai hasil Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) pada 2015.
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin./JIBI-Nurul Hidayat
Kepala Badan Pusat Statistik Suryamin./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -  Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, penduduk Indonesia berusia 40 tahun - 59 tahun (paruh baya) cenderung menjadi kelompok yang paling antikorupsi sesuai hasil Survei Perilaku Anti Korupsi (SPAK) pada 2015.

Survei menunjukkan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) pada tahun 2015 penduduk 40 tahun - 59 tahun adalah 3,62 lebih tinggi daripada penduduk dengan umur kurang dari 40 tahun (3,59) dan berumur 60 tahun atau lebih (3,49).

"Ini menunjukkan kesadaran antikorupsi generasi muda masih perlu ditingkatkan," ujar Kepala BPS Suryamin ketika mengumumkan IPAK di kantornya, Jakarta, Senin (22/2/2016).

Nilai IPAK ini sudah dihitung sejak tahun 2012, di mana nilai IPAK yang makin mendekati angka lima (5) menunjukkan budaya tanpa toleransi (zero tolerance) makin melekat dalam tindak tanduk masyarakat.

Jika mendekati nol (0) artinya masyarakat makin memaklumi tindakan-tindakan korupsi.

Sementara terkait wilayah, pada tahun 2015, kesadaran antikorupsi masih lebih tinggi di daerah perkotaan dengan nilai IPAK 3,71 dibandingkan pedesaan yang hanya berindeks 3,46.

Dari sisi jenis kelamin, laki-laki memiliki sikap antikorupsi yang lebih baik dengan IPAK 3,71 dibandingkan perempuan (IPAK 3,55).

Selain itu, tingkat pendidikan juga mempengaruhi kesadaran antikorupsi. Penduduk dengan pendidikan di atas SLTA memiliki sikap antikorupsi (IPAK 4,00) lebih baik dibandingkan mereka yang berpendidikan SLTA (IPAK 3,80) dan SLTP ke bawah (3,49).

Adapun SPAK yang dilakukan pada November 2015 di 33 provinsi, 170 kabupaten/kota dengan jumlah sampel 10.000 rumah tangga. Survei mencakup pemahaman dan pengalaman masyarakat berurusan dengan layanan publik terkait dengan tindakan penyuapan, pemerasan dan nepotisme.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper