Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS TURKI: Bom Mobil Tewaskan 28 Orang dan 61 Terluka

Sedikit-dikitnya 28 orang tewas dan 61 orang terluka, Rabu (17/2/2016), akibat serangan bom mobil yang menyasar militer Turki di jantung ibukota Ankara, serangan terbaru dalam serangkaian serangan yang mengguncang negara itu.
Korban ledakan Istanbul, Turki pada 13 Januari 2016./Reuters
Korban ledakan Istanbul, Turki pada 13 Januari 2016./Reuters

Bisnis.com, ANKARA -  Sedikit-dikitnya 28 orang tewas dan 61 orang terluka, Rabu (17/2/2016), akibat serangan bom mobil yang menyasar militer Turki di jantung ibukota Ankara, serangan terbaru dalam serangkaian serangan yang mengguncang negara itu.

Ledakan itu menghantam sebuah konvoi kendaraan militer, kata Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus, yang memastikan jumlah korban terbaru. Itu belum jelas siapa yang melakukan serangan itu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan pembalasan terhadap pelaku serangan, yang muncul pada luapan serangan mematikan di Turki yang menyalahkan pemberontak garis keras serta pemberontak Kurdi.

Bom mobil meledak ketika sebuah konvoi bus militer yang membawa puluhan tentara yang berhenti di lampu lalu lintas di pusat Ankara, menyebabkan kepanikan dan kekacauan.

"Serangan ini sangat jelas menyasar bangsa kami yang terhormat secara keseluruhan dan dilakukan dengan cara keji, berbahaya dan tersembunyi," kata Kurtulmus.

Gumpalan asap dapat terlihat dari seluruh kota yang mengepul dari tempat kejadian, dekat dengan markas militer dan parlemen Turki.

Ledakan kuat terdengar di seluruh Ankara, membuat warga terkejut dan segera berlari ke balkon mereka.

"Saya melihat bola api besar muncul," kata saksi mata Gurkan (25), yang berada 500 meter (yard) dari tempat kejadian.

"Orang-orang mulai berlari ke segala arah dalam keadaan panik segera setelah kami mendengar ledakan kuat." Militer mengatakan serangan terjadi pada 1631 GMT dan menyasar "kendaraan layanan membawa personel militer".

Pertahanan Diri Tanpa menyebutkan secara spesifik pembalasan yang bisa dilakukan, Erdogan memperingatkan bahwa "Turki tidak akan malu menggunakan haknya untuk mempertahankan diri kapanpun, di manapun atau dalam kondisi apapun".

Pengeboman mendorong Perdana Menteri Ahmet Davutoglu untuk membatalkan rencana perjalanan ke Brussels pada Kamis untuk membahas krisis pendatang Eropa. Erdogan juga meembatalkan perjalanan ke Azerbaijan.

Di Ankara, ambulans dan pemadam kebakaran dikirimkan ke tempat kejadian dan korban yang terluka tampak dibawa dengan tandu.

Gambar-gambar menunjukkan pemadam kebakaran berusaha memadamkan kobaran api dahsyat yang memusnahkan bus-bus layanan.

Polisi Turki menyebarkan pasukan keamanan di sekitar daerah itu. Ledakan kedua kemudian mengguncang daerah itu, kata seorang koresponden AFP, tapi pejabat mengatakan itu adalah polisi yang meledakkan satu paket yang mencurigakan.

Washington dalam pernyataan mengecam dengan tegas "serangan teroris pada personel militer Turki dan warga" dan menegaskan kembali solidaritas Amerika Serikat (AS) dengan mitra utama NATO.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan sekutu dengan tegas mengecam pengeboman itu. "Sekutu NATO saling bahu-membahu dalam pertempuran melawan terorisme," ujarnya.

Uni Eropa berjanji berdiri "bersama Turki dan penduduknya di masa-masa sulit ini".

Kurtulmus mengatakan otoritas tidak mengetahui siapa yang melakukan serangan itu, tapi menyerukan pelaku "akan terungkap secepat mungkin".

Ankara khawatir setelah 103 orang tewas pada 10 Oktober ketika dua pengebom bunuh diri meledakkan diri mereka di kerumunan aktivis perdamaian, serangan paling berdarah dalam sejarah negara modern itu.

Sebanyak 11 orang, semua wisatawan asal Jerman, juga tewas pada 16 Januari ketika seorang pengebom bunuh diri meledakkan dirinya di jantung wisata dan kota terbesar di Turki, Istanbul.

Serangan-serangan itu disangkakan kepada garis keras IS, seperti dua pengeboman mematikan di bagian tenggara negara yang didominasi Kurdi pada awal tahun.

Tapi Turki juga melancarkan serangan habis-habisan pada Partai Buruh Kurdistan (PKK) yang terlarang, yang telah berulang kali menyerang anggota pasukan keamanan dengan pengeboman di pinggir jalan terhadap konvoi mereka di tenggara.

PKK melancarkan pemberontakan melawan negara Turki pada 1984, awalnya berjuang untuk kemerdekaan Kurdi meskipun sekarang lebih untuk otonomi yang lebih besar dan hak untuk kelompok kecil etnis terbesar di negara itu.

Artileri Turki di selatan negara itu menembaki posisi petempur Kurdi di Suriah hingga hari kelima berturut-turut pada Rabu dalam peperangan yang semakin meningkat.

Turki mengatakan Partai Persatuan Demokrasi Kurdi di Suriah (PYD) dan Unit Perlindungan Rakyat-nya (YPG) hanyalah cabang PKK di Suriah dan kelompok-kelompok teror mereka sendiri.

Fron-Partai Pembebasan Rakyat Revolusioner (DHKP-C) yang terlarang juga telah melakukan serangkaian serangan berskala kecil di Istanbul selama beberapa bulan terakhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper