Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS TURKI: Ankara Kembali Diguncang Bom Mobil

Dimulai dengan sebuah guncangan yang terdengar seperti petir atau gempa bumi, para penduduk yang terkejut berlarian ke balkon mereka, yang melihat kejadian buruk itu saat kepulan asap timbul di tengah kota Ankara.
Korban ledakan Istanbul, Turki/Reuters
Korban ledakan Istanbul, Turki/Reuters

Bisnis.com, ANKARA - Dimulai dengan sebuah guncangan yang terdengar seperti petir atau gempa bumi, para penduduk yang terkejut berlarian ke balkon mereka, yang melihat kejadian buruk itu saat kepulan asap timbul di tengah kota Ankara.

Tidak memerlukan waktu lama sebelum ketakutan terbesar mereka terjadi, ibu kota Turki yang masih mencoba pulih dari ledakan ganda yang menewaskan lebih dari 100 orang pada tahun lalu saat ini terjadi kembali.

Bunyi sirene dari sejumlah ambulans dan mobil polisi yang melaju ke arah tempat kejadian perkara ledakan dekan sebuah wilayah militer dan parlemen Turki, dalam hingar-bingar yang mengacaukan ketenangan sore hari dan menyebabkan kepanikan di kota berpenduduk lima juta jiwa itu.

Pemerintah mengatakan setidaknya 28 orang tewas dan sejumlah orang lainnya terluka dalam serangan bom mobil yang menyasar bus-bus pengangkut petugas militer.

"Saya berada di jalan raya utama sekitar 500 meter dari lokasi kejadian. Orang-orang mulai berlarian kesana kemari dalam keadaan panik segera saat kami mendengar sebuah ledakan yang hebat. Saya melihat sebuah bola api yang membesar," ujar Gurkan yang berusia 25 tahun kepada media.

Ibu kota Turki berada dalam ambang kekacauan sejak 103 orang tewas pada Oktober, saat dua orang pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya di tengah kerumunan aktivis perdamaian yang menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah modern negara itu.

Kejadian bom bunuh diri juga terjadi pada bulan sebelumnya di Istanbul yang merupakan kota terbesar di Turki, menewaskan 11 orang yang seluruhnya merupakan pelancong asal Jerman.

Kedua serangan disalahkan kepada kelompok bersenjata ISIS, sementara para pemberontak Kurdi dituduh melakukan serangan mematikan lainnya belakangan ini yang dilakukan di dalam negeri.

Masih belum ada kelompok yang mengklaim berada di balik serangan Rabu ini.

Pukulan Moral Ledakan yang mengguncang pusat kota Ankara itu dapat didengar di sejumlah lingkungan.

Kepolisian Turki menutup wilayah di sekitar lokasi ledakan, menghalangi para warga dan anggota pers untuk menerobos penghalang atas alasan keamanan, memperingatkan kemungkinan akan adanya serangan lanjutan.

Sebuah helikopter kepolisian terbang di atas lokasi kejadian, dimana sejumlah institusi kunci Turki berpusat di tempat itu termasuk gedung parlemen dan markas besar angkatan udara, laut serta staf umum.

Terdapat ledakan susulan di wilayah itu yang menyebabkan keributan lagi bagi mereka yang ada di sekitar, namun para pejabat mengatakan kepada media bahwa itu hanyalah pihak kepolisian yang meledakkan sebuah paket yang mencurigakan.

Tepat di depan barisan penghalang polisi, terjadi baku hantam antara pihak keamanan dengan warga sipil yang dilarang mendekati lokasi kejadian. Seorang pria paruh baya yang marah menyerukan apakah hal itu merupakan cara mereka untuk melindungi negara.

Dari mereka yang datang pertama kali terdapat anggota parlemen dari pihak oposisi, yang bergegas dari gedung parlemen dekat lokasi kejadian.

"Saya berada di Majelis Gabungan pada saat serangan. Saya mendengar ledakan dan bergegas ke markas komando angkatan laut," ujar Engin Altay dari kalangan oposisi Partai Rakyat Republik (CHP).

"Semua orang termasuk para pasukan keamanan panik. Para pemadam kebakaran kesulitan menjangkau wilayah, terdapat kebakaran yang hebat. Saya melihat sejumlah bus terbakar, dan saya berada 50 meter dari tempat itu. Sungguh pemandangan yang menyedihkan, dan menjadi sebuah pukulan terhadap moral masyarakat," dia mengatakan kepada media.

Sementara anggota parlemen itu mengatakan bahwa dia mengetahui Turki menghadapi ancaman keamanan, dia menyatakan bahwa tidak ada seorangpun yang mampu mencegah serangan lainnya.

"Itu dapat terjadi kapan saja, dalam keadaan apa saja. Dan tidak ada yang tahu apa yang harus dilakukan," dia mengatakan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : ANTARA/AFP
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper