Bisnis.com, JAKARTA-- Masyarakat Indonesia sudah mampu menerima keberadaan barongsai dengan sangat baik. Buktinya, mereka yang bergelut di bidang barongsai tak hanya dari kalangan keturunan China. Sayangnya, hingga saat ini barongsai belum bisa dijadikan sebagai mata pencaharian utama.
Ketua Umum Persatuan Liong & Barongsai Seluruh Indonesia (PBLSI) Nurdin Purnomo mengatakan saat ini yang terlibat dalam kegiatan liong dan barongsai di Indonesia lebih dari 50.000 orang.
“Pada waktu pemerintah melarang, sekian tahun memang sempat tidak aktif, terima saja. Setelah reformasi, kegiatan barongsai diijinkan lagi, mereka bebas, aktif,” katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Bahkan, lanjutnya, sebagian besar dari mereka yang aktif di kesenian barongsai saat ini adalah masyarakat non keturunan China.
“Saya pikir masyarakat konsisten saja dari dulu sampai sekarang juga sangat menerima barongsai, yang pernah melarang atraksi barongsai kegiatan barongsai kan bukan masyarakat, tetapi dari pemerintah,” katanya.
Dia berharap ke depannya kesenian barongsai bisa berkembang lebih baik. Menurutnya, jika bertemu dengan mereka yang menggunakan barongsai untuk ngamen, dia senantiasa berupaya menegur.
“Jangan jadi ngamen ya, kayak topeng monyet itu rasanya saya nggak sreg. Saya pernah ketemu di restoran padang di Pluit, ada barongsai ngamen, sudah kami tegur, masa barongsai buat ngamen?,” katanya.
Pihaknya akan menertibkan hal-hal semacam itu dengan mengundang para pengamen tersebut dan mengajak bergabung dengan organisasi.
“Kami harap mereka bisa kembangkan barongsai lebih profesional,” tambahnya.