Kabar24.com, JAKARTA - ICMI dinilai sebagai organisasi kemasyarakat Islam terlengkap di Indonesia.
Penilaian itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam acara Pengukuhan dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pengurus Pusat ICMI Periode 2015-2020 di Jakarta, Rabu, (10/2/2016).
JK memberi alasan, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia dapat disebut sebagai ormas Islam terlengkap di Indonesia karena banyak orang dari beragam kalangan yang berkumpul di dalamnya.
"Kalau melihat pengurus ICMI, inilah organisasi Islam yang terlengkap yang ada di Indonesia saat ini," kata Wapres.
Menurut Wapres, sebutan "terlengkap" itu antara lain karena dari sisi cabang pemerintahan dalam ICMI ada yang berasal dari unsur eksekutif dan legislatif seperti anggota DPR, bahkan Ketua Umum ICMI saat ini, Jimly Asshiddiqie merupakan mantan ketua Mahkamah Konstitusi yang bisa dikatakan berasal dari unsur yudikatif.
Begitu pula, lanjutnya, dari pengurus ICMI periode 2015-2020 yang berjumlah 752 orang itu juga berasal dari berbagai ormas Islam serta dari banyak partai.
"Pengurusnya lengkap ini. Dari sisi profesionalisme juga lengkap. Jadi apalagi yang kurang," katanya.
Jusuf Kalla menyampaikan harapannya agar ICMI benar-benar bekerja dengan baik dan tidak menjadi seperti organisasi yang hanya bergerak dari satu muktamar ke muktamar yang lain.
Wapres memaparkan, ICMI meliputi setidak-tidaknya dua hal yaitu dari aspek keislaman serta aspek kecendekiawanan yang melihat baik dari sisi keislaman maupun kebangsaan.
JK mengingatkan bagaimana beberapa dekade lalu umat berbicara pada awal abad ke-15 Hijriyah sebagai abad kebangkitan Islam, apalagi ketika itu diwarnai dengan naiknya perekonomian sejumlah negara Islam karena harga minyak bumi yang naik, dan adanya revolusi di Iran yang menurunkan pemerintahan otoritarianistik.
Namun, ia mengingatkan kondisi di Timur Tengah saat ini di mana banyak negara Islam saling mengebom atau secara bersama-sama dibom oleh negara lain.
Selain itu, ujar dia, saat ini banyak orang yang bermigrasi dari Suriah ke negara-negara Eropa, serta banyak dari pusat kebangsaan Islam di masa lalu seperti Irak yang kini dihancurkan baik karena pertikaian dalam negeri maupun oleh negara adidaya.
Wapres mengemukakan, patut disyukuri kondisi seperti itu tidak terjadi di Indonesia tetapi umat, termasuk ICMI, juga harus dapat menggunakan jihad dalam artian memajukan bangsa.
Kalla juga mengingatkan mengenai bahaya ketimpangan atau kesenjangan ekonomi yang terjadi saat ini, yang harus bisa dipecahkan baik secara profesional maupun manajerial oleh organisasi seperti ICMI.
"Kita melihat ICMI dengan kemampuan seperti ini tentu mempunyai kemampuan untuk melangkah guna perubahan besar bangsa," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie mengajak pengurus ICMI yang baru untuk menggerakkan keahlian dan jaringan untuk umat dan Indonesia.
Jimly menyorot di Indonesia banyak kelas menengah yang terdidik, tetapi orang yang tingkat pendidikan SMP ke bawah juga banyak sehingga yang dibutuhkan adalah bagaimana mengelola sumber daya manusia dan alam di Tanah Air dengan baik dan benar.
Ketum ICMI juga mengemukakan kemungkinan dalam jangka waktu satu-dua bulan ke depan, ICMI bakal memiliki sekretariat yang berlokasi di Menara 165, Jakarta Selatan.
"Kami bekerja untuk Indonesia, harus berbaur dengan semangat inklusif-universalis semata-mata untuk Indonesia. Kita jangan terpaku kepada istilah dan bahasa yang bisa menimbulkan salah paham," kata Jimly Asshiddiqie.