Kabar24.com, JAKARTA - Akibat ancaman teror, Pemerintah Kota Brussles, Belgia, membatalkan acara perayaan Tahun Baru dan menyiagakan aparat keamaman di setiap sudut kota.
Perdana Menteri Belgia Charles Michel mengatakan keputusan itu diambil berdasarkan informasi yang dia terima. Pembatalan tersebut diamini Wali Kota Brussels, Yvan Mayeur.
"Bersama dengan menteri dalam negeri, kami memutuskan untuk tidak menggelar perayaan Tahun Baru pada Kamis malam," ujarnya sebagimana dikutip BBC.co.uk, (31/12/2015).
Padahal, menurut Mayeur, sebanyak 100.000 orang berkumpul di Brussels pada akhir 2014 untuk menyambut pergantian tahun. "Dalam situasi seperti sekarang kami tidak bisa memeriksa semua orang," tambahnya.
Baik Michel maupun Mayeur tidak merinci informasi macam apa yang diterima sehingga perayaan tahun baru dibatalkan. Namun, pada awal pekan ini, kepolisian Belgia telah menangkap 2 orang yang diduga merencanakan serangan selama musim liburan Natal dan Tahun Baru.
Kewaspadaan yang diterapkan pemerintah Belgia sudah berlangsung sejak serangan di Paris, 13 November 2015 lalu. Pasalnya, sejumlah pelaku serangan diyakini bermukim di Belgia, termasuk dalang serangan yaitu Abdelhamid Abaaoud.
Bulan lalu, pemerintah Belgia memberlakukan kondisi siaga di Brussels selama 4 hari dengan menutup universitas, sekolah, dan sistem kereta bawah tanah.