Kabar24.com, JAKARTA – Pemerintah China menyatakan insiden tanah longsor di Shenzhen Industrial Park, Cina Selatan murni merupakan pelanggaran aturan keselamatan konstruksi bukan bencana alam.
Longsor tersebut menewaskan 2 orang dan menyebabkan 70 orang hilang sejak 20 Desember.
Penyelidikan yang dipimpin parlemen China menyatakan bencana berasal dari bahan limbah konstruksi di tempat pembuangan dan bukan dari pergerakan geologi alami.
"Mereka bertanggung jawab akan dihukum berat sesuai dengan hukum," kata pernyataan itu, seperti dikutip Reuters, (26/12/2015).
Bencana buatan manusia tersebut membuat 33 bangunan di wilayah industri terkubur.
Sejumlah pihak mempertanyakan standar keamanan industri di China dan kurangnya supervisi yang menyebatkan kejadian fatal tersebut. Padahal, pertumbuhan produk berbasis industri sangat berkembang di wilayah ini.
Yang Shengjun, Head of the Shenzhen Housing and Urban-Rural Develompent Bureau menyebutkan masih ada sejumlah risiko tanah longsor lanjutan di tiga tempat terpisah di sekitar wilayah itu.
Saat ini, dia mengatakan sejumlah professional telah bersedia menangani masalah tersebut.
"Ada juga barang-barang kimia berbahaya yang perlu diidentifikasi dan dicegah," ujarnya seperti dikutip Xinhua News Agency.
Menurut Yang, tidak ada udara dan air yang terkontaminasi bahan berbahaya dari deteksi awal penyelidikan.
Perusahaan yang mengelola tempat pembuangan limbah, Shenzhen Yixianglong, sebelumnya telah diminta berhenti empat hari sebelum kejadian itu. Hal tersebut dilakukan setelah adanya monitoring dari pemerintah.
Sebelumnya, Xinhua melaporkan tempat pembuangan telah digunakan selama 10 bulan setelah seharusnya berhenti melakukan kegiatan tersebut. Yixianglong meraup US$1,16 juta sebagai pendapatan selama ini.