Bisnis.com, JAKARTA - Populasi tuna semakin menipis. Laporan terakhir West Pacific and East Asian Seas (WPEA) menyebutkan telah terjadi penurunan yang mengkhawatirkan pada stok cakalang dan tuna mata besar di tingkat regional.
Berdasar laporan tersebut, WWF mengimbau Pemerintah RI untuk segera mengambil langkah perbaikan pengelolaan perikanan dari hulu ke hilir, agar komoditas perikanan tuna Indonesia dapat berkelanjutan. Hal ini penting mengingat Indonesia merupakan negara dengan potensi tuna tertinggi di dunia. Pada 2014, total produksi tuna mencapai 613.575 ton per tahun dengan nilai sebesar Rp6,3 triliun per tahun.
Kami khawatir perikanan tuna di wilayah RI akan menghadapi penurunan jumlah tangkapan jika tak dilakukan aksi segera.
Langkah-langkah perbaikan pengelolaan untuk perikanan tuna meliputi penyusunan strategi pemanfaatan, pengaturan pemanfaatannya di perairan kepulauan yang harus selaras, kepatuhan terhadap standar Regional Fisheries Management Organization(RFMO) – terutama pada pemenuhan data yang akurat, dan penempatan penilik yang ikut di atas kapal.
Menteri KKP Susi Pudjiastuti telah menerbitkan Permen No. 4/2015 tentang Larangan Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Negara RI 714 yang meliputi Laut Banda dan Teluk Tolo. Wilayah tersebut merupakan daerah pemijahan dan bertelur tuna sirip kuning. WPP lain juga membutuhkan perlindungan serupa.
Abdullah Habibi, Manajer Perbaikan Perikanan Tangkap dan Budidaya, WWF Indonesia.
*) Abdullah Habibi, Manajer Perbaikan Perikanan Tangkap dan Budidaya, WWF Indonesia