Kabar24.com, JAKARTA-- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan dicecar banyak pertanyaan soal hubungannya dengan Ketua DPR Setya Novanto, juga pengusaha minyak Muhammad Riza Chalid.
Luhut juga ditanya soal pertemuan Setya, Reza Chalid dan bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin pada 8 Juni 2015.
Salah satu yang bertanya adalah anggota MKD Darizal Basir. Luhut membeberkan hubungannya dengan Setya Novanto, juga Reza Chalid dengan terbuka. Namun, dia membantah, pernah bertemu Reza Chalid dan Setya Novanto soal Freeport.
Dia mengaku tak tahu menahu soal pertemuan antara Setya Novanto dengan Riza Chalid dan bos PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin pada 8 Juni 2015.
"Pertemanan saya dengan Pak Setya hanya sebatas pekerjaan saja. Beliau Ketua DPR, saya Menkopolhukam. Jadi partner kerja dekat," kata Luhut Pandjaitan di Sidang MKD, Senin (14/12/2015).
Luhut mengakui sering bertemu Novanto, tapi bicara soal APBN, tax amnesty. Tak sekalipun bicara bisnis. Menurut Luhut, sejak menjadi pejabat negara, dia tak pernah berurusan bisnis.
"Sebagai perwira saya tidak ingin memberikan contoh kepada bawahan saya saya berbicara lain dengan apa yang saya lakukan," kata Luhut.
Politik
Luhut juga mengakui, dekat dengan Riza Chalid. Lebih karena hubungan politik, bukan pertemanan bisnis.
"Saya kenal juga beberapa tahun yang lalu," kata Luhut.
Riza Chalid, menurut Luhut, dikenalnya dari para politikus Koalisi Merah Putih.
" Beliau kan dekat di kalangan KMP (Koalisi Merah Putih), tentu lah saya berteman, memelihara komunikasi politik dengan teman-teman di KMP. Beliau punya pengaruh dan teman-teman yang banyak di KMP," tutur Luhut.
Luhut mengungkapkan, dirinya terakhir kali bertemu dengan Setya di pernikahan anak Setya pada 6 Desember 2015. Sebelumnya, menurut Luhut, dirinya juga pernah bertemu dengan Setya sebelum terjadi pertemuan antara Setya, Riza, dan Maroef.
"Saya lupa kapan. Hanya membicarakan hubungan antara parlemen dengan pemerintah," ujar Luhut.
Luhut pun mengakui, dirinya juga pernah bertemu dengan Riza untuk membicarakan soal KMP dan bagaimana hubungan parlemen dengan pemerintah dapat lebih baik.
"Saya lupa kapan. Tapi saya tidak pernah bicara menyangkut Freeport, baik dengan Pak Setya dan Riza," kata Luhut.
MKD melanjutkan sidang kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo yang diduga dilakukan oleh Ketua DPR Setya Novanto dengan memanggil Luhut. Keterangan Luhut diperlukan karena nama Luhut disebut sebanyak 66 kali di dalam bukti rekaman.
Selain itu, keterangan Luhut diperlukan karena MKD gagal mendapatkan bukti rekaman original di ponsel Maroef yang saat ini berada di Kejaksaan Agung.