Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taliban Serbu Bandara di Kandahar Afghanistan

Sejumlah anggota Taliban menyerbu kompleks bandar udara di Kandahar, kota di bagian selatan Afghanistan, pada Selasa, memicu baku tembak dan ledakan-ledakan.
Serangan di Afghanistan/Reuters
Serangan di Afghanistan/Reuters

Bisnis.com, KANDAHAR, Afghanistan -- Sejumlah anggota Taliban menyerbu kompleks bandar udara di Kandahar, kota di bagian selatan Afghanistan, pada Selasa, memicu baku tembak dan ledakan-ledakan.

Sementara itu satu konferensi regional dimulai di Pakistan dengan harapan menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian dengan pemberontak.

Sejauh ini belum ada informasi yang dapat diketahui segera mengenai jumlah dan keadaan korban dalam serbuan tersebut, serangan utama dan pertama setelah beberapa hari muncul spekulasi bahwa pemimpin Taliban Mullah Akhtar Mansour terbunuh dalam baku tembak di kalangan internal.

"Beberapa pemberontak berusaha menerobos pintu gerbang pertama kompleks bandara," kata Samim Khpalwak, seorang juru bicara gubernur Provinsi Kandahar, kepada kantor berita AFP. "Mereka mengambil posisi di sebuah sekolah di dalam kompleks itu." Mohammad Mohsin Sultani, juru bicara militer di Kandahar, mengatakan dia belum mengetahui dengan jelas berapa jumlah penyerang dan tentara Afghanistan yang terlibat dalam baku tembak itu.

Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang terjadi sehari sebelum Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dijadwalkan mengunjungi Islamabad untuk mengikuti konferensi regional itu.

"Sejumlah syuhada yang bersenjata ringat dan berat memasuki bandara kandahar dan telah menyerang pasukan penyerbu," demikian sebuah pernyataan Taliban. "Pertempuran sengit sedang berlangsung." Keinginan Ghani untuk mengunjungi Pakistan menghadiri konferensi itu, telah mengisyaratkan suatu dorongan baru untuk menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian dengan Taliban.

Pakistan, yang dalam sejarahnya mendukung Taliban Afghanistan dan memiliki pengaruh di kalngan pemeberontak, menjadi tuan rumah babak pertama negosiasi pada Juli.

Tetapi pembicaraan segera terhenti ketika Taliban membenarkan kematian pemimpinnya Mullah Omar.

Penyerbuan pada Selasa terjadi setelah tersiar laporan selama beberapa hari bahwa bahwa Mullah Mansour menderita luka-luka serius dalam baku-tembak dengan para komandannya di Pakistan.

Taliban menyiarkan pesan radio dari Mansour pada Sabtu, yang menolak laporan-laporan tentang baku tembak itu dan menyebutnya "propaganda musuh".

Ghani juga mengatakan Senin bahwa tak ada bukti bahwa Mansour meninggal tetapi sumber-sumber pemberontak meragukan keaslian pesan radio Taliban itu.

Bantahan-bantahan tentang ada bentrokan yang dikeluarkan oleh kelompok itu juga diragukan, khususnya setelah mereka merahasikan kematian Mullah Omar selama dua tahun.

Keterangan Ghani tak sesuai dengan apa yang dikatakan seorang juru bicara pemerintah, yang memantik reaksi beragam ketika dia membuat pernyataan lewat twitternya pada Jumat bahwa Mansour sudah meninggal.

Taliban, yang terpecah bulan lalu, berusaha menyingkirkan spekulsasi tentang kematian Mansour, yang dapat meningkatkan perebutan kekuasaan dalam gerakan itu.

Mansour dideklarasikan sebagai pemimpin Taliban pada 31 Juli setelah kelompok itu membenarkan kematian Omar, yang memimpin gerakan tersebut selama sekitar dua dekade.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA/AFP

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper