Bisnis.com, PARIS - Pertemuan tingkat menteri dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB di Le Bourget, Paris, yang sudah dimulai Senin (7/12/2015) diharapkan bisa menghasilkan jalan keluar dari kebuntuan yang terjadi di level negosiator.
Draft Kesepakatan Paris yang dalam seminggu lalu dibahas oleh para negosiator masih mengalami kebuntuan, terutama dalam masalah pembiayaan, transfer teknologi, dan pembangunan kapasitas.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengingatkan para menteri dalam pidatonya Senin, bahwa arah dari 150 pemimpin dunia telah disampaikan pada pembukaan Conference of Parties (COP21), 30 November. Para pemimpin dunia, katanya, telah menjanjikan dukungan penuh untuk menghasilkan perjanjian yang kuat.
"Tidak pernah terjadi sebelumnya begitu banyak Kepala Negara dan Pemerintahan berkumpul di satu tempat pada satu waktu dengan satu tujuan yang sama. Para pemimpin telah meyakinkan saya bahwa mereka akan bekerja untuk menghilangkan penghalang jalan," katanya, Senin (7/12/2015) waktu setempat.
Bahkan, lanjut Ban Ki-moon, ratusan wali kota dari seluruh dunia juga datang ke Paris untuk memberikan dukungan dan membuat pengumuman aksi mengatasi perubahan iklim di level kota.
Lebih dari 180 rencana aksi dalam bentuk Intended Nationally Determined Contributions (INDC) telah disodorkan menjelang COP21. Usulan nasional itu tinggal menunggu perjanjian Paris yang akan menggantikan Protokol Kyoto.
Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim Rachmat Witoelar mengatakan meski lambat tapi seluruh negara sepakat soal memerangi perubahan iklim. "Semua upaya dikerahkan untuk mencapai kesepakatan."