Bisnis.com, JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC/COP) ke-21 di Paris mendorong penggunaan energi terbarukan dengan menyajikan 15 inisiatif kolektif dari kalangan pemerintahan, perusahaan dan masyarakat sipil.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Rida Mulyana mengatakan bahwa Indonesia juga berkomitmen mengembangkan energi penggunaan sebesar 23% pada 2025.
"Banyak yang menyebut terlalu ambisius karena saat ini kita baru memanfaatkan 5% energi dari sumber terbarukan," katanya seperti dikutip dalam laman resmi Direktorat Jenderal EBTKE, Senin (7/12/2015).
Dia mengatakan bahwa Indonesia masih bergantung pada energi fosil meski sumber emisi tertinggi bukan berasal dari energi namun pembukaan hutan dan lahan.
Meningkatkan penggunaan energi terbarukan menurut dia akan membantu mengurangi terlepasnya emisi karbon ke bumi, sekaligus menahan peningkatan suhu bumi.
Namun, target proyek pembangunan listrik yang telah disampaikan ESDM sebesar 35.000 MW pada 2019, sekitar 20 ribu MW berasal dari pembangkit batubara.
"Karena perangkat yang tersedia saat ini masih memungkinkan untuk mengembangkan batubara, energi terbarukan masih perlu waktu," ucapnya.
Namun pemerintah menurut dia membuka pintu investasi untuk energi terbarukan yang berasal dari panas bumi, matahari, angin, gelombang hingga tenaga air.