Kabar24.com, PARIS - Presiden Joko Widodo mengharapkan ada kesepakatan ambisius yang dihasilkan dari Conference of Parties (COP) 21 sebagai solusi untuk menjadikan bumi tempat yang nyaman dan menyejahterakan bagi kehidupan masyarakat dunia.
"Mencapai kesepakatan di Paris adalah suatu keharusan. Saya mengharapkan kita semua menjadi bagian dari solusi menjadikan bumi ini menjadi tempat yang nyaman bagi anak cucu kita," kata Presiden di hadapan 147 kepala negara dan pemerintahan di Leaders Event, Paris, Prancis, Senin (30/11/2015).
Presiden mengatakan kesepakatan iklim Paris harus mencerminkan keseimbangan, keadilan, serta sesuai prioritas dan kemampuan nasional mengikat, jangka panjang, ambisius, namun tidak menghambat pembangunan negara berkembang.
"Untuk mencapai kesepakatan Paris, semua pihak, saya ulangi, semua pihak harus berkontribusi lebih dalam aksi mitigasi dan adaptasi, terutama negara maju," ujar Presiden.
Konstribusi, lanjutnya, dapat dilakukan dengan memobilisasi pendanaan US$100 miliar hingga 2020, dan ditingkatkan untuk tahun-tahun berikutnya dengan transfer teknologi ramah lingkungan dan peningkatan kapasitas.
Sebagai salah satu negara pemilik hutan terbesar yang menjadi paru-paru dunia, Indonesia telah memilih untuk menjadi bagian dari solusi. "Saya hadir disini untuk memberikan dukungan politik kuat terhadap suksesnya COP 21," ujar dia.
Sekretaris Eksekutif United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Christiana Figueres mengatakan semua perwakilan negara yang hadir di Paris harus mampu bersatu dan menunjukkan solidaritasnya untuk keamanan iklim global.
"Mata dunia tertuju ke Paris. Dan jutaan mata tertuju pada pada negosiator. Anda mendapat kesempatan, bahkan tanggung jawab untuk mencapai target nasional untuk kepentingan mengatasi perubahan iklim sekaligus mendukung dunia mengatasi itu semua," katanya.
Sebanyak 150 kepala negara dan pemerintahan hadir memberikan dukungan politik untuk tercapainya kesepakatan bersama menekan kenaikan suhu bumi lebih dari dua derajat celsius. Sedangkan perwakilan negara atau para pihak yang hadir mencapai 196, dan INDC yang diserahkan mencapai 184.