Kabar24.com, BEOGRAD -- Tes kebohongan yang selama ini diberlakukan kepada tersangka tindak kejahatan ternyata bisa juga dilakukan untuk menguji apakah seorang pemimpin negara berbohong atau tidak.
Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vucic, Minggu (29/11) waktu setempat, lulus uji kebohongan yang dilakukannya secara suka rela atas tuduhan tabloid negeri itu bahwa ia terlibat dalam pemerasan.
"Perdana menteri itu melakukan uji kebohongan atas prakarsa sendiri setelah 'Kurir' menerbitkan tuduhan sangat serius, yang ditolaknya," kata Menteri Dalam Negeri Nebojsa Stefanovic dalam jumpa pers.
Harian itu pada Minggu menerbitkan isi laporan pidana yang disampaikan kepada jaksa oleh mantan direktur Kurir, Aleksandar Kornic. Kornic menyatakan bahwa tokoh-tokoh terkemuka dari tabloid lain, Informer, terlibat dalam urusan pemerasan yang melibatkan Vucic juga.
Vucic pergi menemui polisi setelah artikel itu diterbitkan dan memutuskan untuk menjalani tes kebohongan.
"Detektor kebohongan menunjukkan bahwa dia (Vucic) mengatakan yang sebenarnya," kata menteri itu seraya menambahkan hasilnya membuktikan bahwa Vucic tidak pernah bertemu dengan Kornic.
"Jelaslah bahwa kebohongan ini menargetkan perdana menteri dan bertujuan mendestabilisasi negara .... yang akan berhasil kita cegah dengan segala cara," kata Stefanovic yang diapit belasan anggota polisi khusus, beberapa diantaranya menggunakan topeng, kepada wartawan.
Presiden Tomislav Nikolic dan Menteri Luar Negeri Ivica Dacic membuat pernyataan serupa Minggu pagi.
Seorang pria yang dekat dengan lingkaran kriminal itu ditangkap pada Minggu setelah ia terlihat delapan kali dalam 24 jam terakhir di dekat kediaman perdana menteri di Beograd, kata menteri dalam negeri seperti diberitakan Antara, Senin (30/11/2015).