Bisnis.com, BANDUNG--Kota Bandung ditunjuk menjadi daerah percontohan untuk pelaksanaan open contracting dalam pengadaan barang/jasa yang digagas oleh Bank Dunia (World Bank).
Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial mengatakan World Bank datang ke Bandung untuk mengetahui keterbukaan soal sistem pengadaan dan lelang sekaligus menjadikan Bandung sebagai kota percontohan (pilot project).
Pihaknya berharap proyek tersebut dapat meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pengadaan barang jasa di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
“Tidak hanya tingkat lokal, tetapi akan mencakup internasional. Mudah-mudahan proyek ini dapat meningkatkan citra Pemerintah Indonesia di mata dunia,” ujarnya di Balai Kota Bandung, Kamis (19/11/2015).
Dalam rangka pelaksanaan pilot project tersebut, Pemkot Bandung menyiapkan sejumlah langkah sistematis, salah satunya dengan mengintergrasikan sistem Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) dan Bandung Integrated Resources Management System (BIRMS) atas fasilitasi Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).
“Diharapkan fasilitasi LKPP dan dukungan dari World Bank dapat dilakukan secara berkesinambungan, sehingga sistem aplikasi akan diintergrasikan dan dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemkot Bandung Dedi Sopandi mengatakan Kota Bandung memiliki kelebihan soal open contracting dibandingkan dengan kota dan kabupaten lainnya di Indonesia.
Dia menjelaskan open contracting daerah lain baru sebatas lelang di atas Rp200 juta, yang harus melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
Akan tetapi, Kota Bandung menerapkan keterbukaan lelang dan data informasi pengadaan sampai kepada posisi penunjukan dan pengadaan langsung melalui BIRMS.
“Saat ini yang telah dilakukan ialah antara Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) di LPP sudah diintergrasikan dengan BIRMS,” kata Dedi.
.jpg?w=300&h=221)
