Bisnis.com, JAKARTA – Para peserta Asia Africa Youth Partnership (AAYP) program 2015 melakukan kunjungan ke Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA) di Bandung, sebagai bagian dari rangkaian upaya mengenal sejarah dan kebudayaan Asia dan Afrika secara lebih mendalam.
Dalam rilis dari Kemlu, Selasa (2/11/2015), selama acara kunjungan peserta juga mendapat penjelasan mengenai Konferensi Asia Afrika tahun 1955 yang menjadi tonggak penting dalam sejarah bangsa-bangsa Asia dan Afrika.
Menyadari pentingnya peranan pemuda dalam sejarah dan masa depan Asia Afrika, para peserta merumuskan “Asian African Youth Message for the World” yang merupakan hasil buah pemikiran dan komitmen mereka sebagai generasi muda dalam memperkuat dan meningkatkan kerja sama antar kedua benua.
“Do not underestimate the power of the young generation, the only way to stand strong is to stand together. Let's forget our differences, cooperate and work together towards better relations between Asia – Africa” ujar salah satu wakil dari benua Afrika, Susan Mapfumo (Zimbabwe), saat membacakan rumusan dari pesan-pesan para peserta.
Bandung sebagai ibu kota solidaritas Asia Afrika telah memberikan banyak pengalaman baru bagi para peserta program AAYP 2015, termasuk pengenalan akan budaya Indonesia.
Peserta sempat mengunjungi Saung Angklung Udjo dan diajak memainkan angklung dalam harmonisasi tradisional maupun modern.
Selain itu, peserta juga diajak mengunjungi beberapa tempat di Jakarta, yakni Museum Fatahillah dan Museum Wayang di Kota Tua serta Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Mereka mengunjungi berbagai anjungan untuk mengenal beragam budaya Indonesia.
“Diharapkan selepas kegiatan ini, para peserta dapat menularkan semangat yang tertuang dalam Asian African Youth Message kepada pemuda pemudi di negaranya masing-masing,” tulis Kemlu.