Bisnis.com, ATAMBUA - Pedagang toko kelontong di Desa Silawan, perbatasan Mota'Ain dengan Timor Leste meraup hasil penjualan minimal Rp3.000.000 hanya dari berdagang pulsa.
Muhajir, pria asal Jember bersama istrinya sudah bertransmigrasi ke Desa Silawan sebelum referendum Timor Leste memisahkan diri dari Indonesia. Kini, pria yang dikaruniai lima orang anak ini mencoba peruntungan dengan membuka kios tak jauh dari pos lintas batas (PLB) Indonesia - Timor Leste.
"Dari berjualan pulsa saja, per minggu itu penjualannya minimal mencapai Rp3 juta. Biasanya lebih dari angka itu," ujar Muhajir kala mendapat kunjingan dari tim Telkomsel Regional Bali Nusra.
Muhajirin menjelaskan, peminat terbanyak pulsa adalah pembelian nomor perdana. Dia menerangkan, rata-rata yang membeli nomor perdana adalah anak-anak muda di daerah setempat juga para tentara yang menjaga pos perbatasan. Dia pun mengaku, perekonomian keluarganya mulai terbantu sejak dirinya mencoba berdagang pulsa bagi penduduk di kawasan itu.
"Saya biasa pengadaan pulsa ini beli dari counter terbesar di Atambua. Sayangnya, saya sering kehabisan stok pulsa yang Rp100.000 atau Rp50.000. Jadi saya paling banyak membeli pulsa yang Rp25.000," ungkap Muhajir kepada tim Telkomsel.
Sejumlah pejabat Telkomsel Regional Bali Nusra melakukan kunjungan dan survei ke daerah perbatasan RI-RDTL di Desa Silawan, Mota'Ain, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Selasa (27/10/2015).
"Kami ingin menggali informasi mengenai manfaat nyata kehadiran Telkomsel yang dirasakan masyarakat di perbatasan negara," kata General Manager (GM) ICT Operation Telkomsel Regional Bali Nusra, Danny Agus Triawan.
Anggota tim lainnya yang turut serta dalam kegiatan ini antara lain; Manager Service Quality Assurance Telkomsel Regional Bali Nusra Trihan Marsudi, dan Manager Network Service Telkomsel Kupang Kaleb Kristian Nugroho.