Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jalan Panjang Tempe Menuju UNESCO

Makanan berbahan kedelai sedang diusulkan menjadi warisan budaya dunia oleh UNESCO. Tetapi jalan dan antrean panjang harus dilalui tempe.

Kabar24.com, JAKARTA - Ketua Forum Tempe Indonesia Made Astawan sedang memperjuangkan penganan berbahan dasar kedelai itu sebagai warisan budaya dunia oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESO) pada 2018.

Made membicarakan ini dalam seminar bertajuk "Tempe, dari Klaten untuk Indonesia dan Dunia" di Pendopo Pemkab Klaten Jawa Tengah. Bahwasanya tempe sudah mendunia karena dikonsumsi di 20 negara seperti Indonesia, Jepang, Inggris, Amerika Serikat dan beberapa negara eropa.

"Ini terus kami perjuangkan agar tempe bisa diajukan sebagai Intangible Cultural Heritage of Humanity (ICHH) ke UNESCO [tempe ditarget diterima UNESCO tahun 2018]," kata Made dikutip dari laman Pemprov Jateng, Jumat (16/10/2015).

Asal muasal sejarah tempe yang kini sudah mendunia berdasarkan serat centhini jilid III menyebutkan tempe berasal dari Bayat, Klaten. Bahkan pemerintah setempat berencana mendirikan monumen tempe pada tahun anggaran 2016 sebagai wujud dukungan sebagai warisan budaya dunia.

Keinginan untuk menjadikan tempe sebagai warisan budaya dunia boleh-boleh saja asalkan didukung oleh kelengkapan data yang kuat. Dan yang paling penting sudah tercatat sebagai warisan budaya di dalam negeri sendiri.

Untuk diketahui bahwa untuk ditetapkan sebagai warisan budaya oleh UNESCO bukan perkara mudah. Butuh proses panjang dan jalan berliku mengingat banyak sekali usulan karya budaya selain tempe yang juga ingin nangkring terdaftar sebagai warisan budaya dunia.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan pernah mendengar ada usulan tersebut, tetapi sejauh ini belum menerima usulan tempe menjadi warisan budaya dari provinsi bersangkutan.

"Belum masuk, gimana mau diusulkan," katanya saat ditemui Kabar24.com di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Jumat (16/10/2015).

Idealnya pemerintah daerah dalam hal ini Jawa Tengah mengusulkan tempe sebagai warisan budaya agar bisa diproses untuk ditetapkan menjadi warisan budaya nasional. Setelah itu baru diusulkan ke UNESCO untuk dicatatkan disana.

Tetapi Kacung menegaskan bahwa proses di UNESCO tidak cukup hanya satu atau dua tahun. Jika tempe ditargetkan pada 2018, sepertinya agak sulit karena sejumlah karya budaya sedang antre panjang untuk mendapatkan pengesahan warisan budaya dunia.

Sesuai aturan yang ada, usulan ke UNESCO dibatasi satu karya budaya dalam setahun. Alhasil seleksi ketat harus dilakukan oleh Dirjen Kebudayaan mana yang akan diusulkan lebih dulu.

Apalagi saat ini organisasi itu meminta kepada Indonesia supaya mengalah dengan negara lain yang belum punya warisan budaya dunia. Indonesia sejauh ini sudah punya enam world heritage yakni Wayang, Keris, Angklung, Batik, Tari Saman dan Noken.

Tahun ini seharusnya Kapal Pinisi Indonesia diusulkan ke UNESCO tetapi karena ada permintaan sebagai bentu toleransi dengan negara lain, mau tidak mau diundur tahun 2016. Dengan begitu kemungkinan Kapal Pinisi baru akan diproses setahun setelah pengusulan yakni tahun 2017.

"Saya dapat kabar buruk Indonesia diminta mengalah karena tahun ini mengusulkan Kapal Pinisi ke UNESCO, kita diminta bersabar untuk diproses tahun depan," ujar Kacung.

Disela-sela menunggu Kapal Pinisi sebagai warisan budaya dunia, Indonesia masih punya calon karya budaya warisan dunia yang akan disidangkan pada November Namibia Afrika sebagai warisan budaya dunia yakni sembilan tarian Bali. Yakni Barong Ket, Joged, Tari Legong Kraton, Dramatari Wayang Wong, Dramatari Gambuh, Topeng Sidakarya, Baris Upacara, Tari Sanghyang dan Rejang.

"Sembilan tari bali akan disidangkan tahun ini bulan November di Namibia [Afrika]. Kita sangat berharap tari tradisi Bali ditetapkan sebagai warisan budaya," ujar Kacung.

Ia menambahkan urutan setelah tari Bali adalah Kapal Pinisi dilanjutkan sejumlah karya budaya yang akan diusulkan pada tahun berikutnya. Ada empat calon usulan yakni Silat, Tari Lariangi, Sistem Penanggalan dan Pantun. Tari Lariangi berasal dari Wakatobi Sulawesi Tenggara.

"Ini pun menunggu setelah Pinisi, di UNESCO prosesnya panjang tidak hanya satu dua tahun," katanya. Nah, bagaimana dengan Tempe yang sejauh ini belum dicatat sebagai warisan budaya di dalam negeri? Mudah-mudahan keinginan Forum Tempe Indonesia bisa terwujud.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhirul Anwar
Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper