Pria bernama Mohammad Akhlaq itu ditendang dan dipukuli dengan batu oleh segerombolan orang di Dadri, negara bagian Uttar Pradesh, Senin lalu. Anak lelakinya yang berusia 22 tahun juga luka parah dalam serangan itu sehingga dirawat di rumah sakit.
Enam orang ditangkap, dan polisi masih menyelidiki siapa yang menyebarkan kabar burung terkait daging sapi itu.
Memang pemotongan sapi merupakan hal yang sensitif di India karena hewan itu dianggap suci oleh umat Hindu yang merupakan 80% dari 1,2 miliar penduduk India.
Uttar Pradesh adalah salah satu negara bagian yang memperketat aturan tentang hukum yang melarang pemotongan sapi, serta penjualan dan konsumsi dagingnya.
Larangan terkait daging sapi juga memicu kemarahan. Banyak kalangan mempertanyakan bagaimana bisa pemerintah menentukan apa yang boleh ada di piring makan mereka.
Keluarga Mohammad Akhlaq mengatakan, mereka hanya menyimpan daging kambing, dan bukan daging sapi di kulkas mereka. Polisi sudah membawa daging itu untuk diperiksa di laboratorium, tulis beberapa laporan media.
Sajida, anak perempuan Akhlaq yang berusia 18 tahun mengatakan lebih dari 100 warga desa mendatangi rumah mereka.
"Mereka menuduh kami menyimpan daging sapi, mendobrak pintu rumah dan memukuli ayah dan kakak lelaki saya. Ayah saya diseret keluar rumah dan dipukuli dengan bata," ujarnya sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Rabu (30/9/2015).
Kami kemudian tahu bahwa sebelumnya ada pengumuman di sebuah kuil bahwa kami menyantap daging sapi, namun yang ada di kulkas itu daging kambing dan polisi sudah mengambilnya untuk diperiksa, ujarnya.