Bisnis.com, JAKARTA--Rusia mulai menerbangkan pesawat tanpa awak (drone) untuk memantau wilayah udara Suriah sekaligus sebagai operasi pertama militer negara itu sejak penguasaan bandara dilakukan pekan lalu.
Operasi drone tersebut akan berisiko bagi pesawat udara koalisi yang dipimpin AS di wilayah itu. Selain itu operasi itu dilakukan tanpa koordinasi dengan kelompok faksi yang tengah terlibat perang saudara.
AS dan Rusia merupakan musuh bebuyutan era Perang Dingin, namun memiliki kepentingan yang sama dalam menghadapi milisi Negara Islam Suriah dan Irak (ISIS) di wilayah itu.
AS menolak dukungan Rusia terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad karena hal itu bisa memperparah perang saudara yang sudah berlangsung selama empat setengah tahun di negara itu.
Namun demikian Departemen Pertahan AS tidak berkomentar ketika wartawan Reuters menanyakan soal operasi drone tersebut. Dia mengatakan hal itu tidak dibahas di tingkat intelijen meski mengakui terus memantau kegiatan militer di darat.
AS mengakui bahwa tujuan Rusia itu belum jelas dan keterlibatan militer Ruris lebih jauh di Suriah membahayakan.
"Kami telah menjelaskan bahwa dukungan terhadap Assad merupakan pertaruhan yang membahayakan,” ujar Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest sebagimana dikutip Reuters, Selasa (22/9/2015).