Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan tujuh proyek pengembangan dan pembangunan gedung di Kompleks Parlemen diperkirakan menelan biaya Rp1,5 triliun.
Ketua Badan Urusan Rumah Tangga DPR Roem Kono mengatakan biaya Rp1,5 triliun tersebut sesuai dengan tafsiran kasar pembangunan tujuh gedung baru yang diinisiasi oleh DPR.
“Tapi angka pastinya, tergantung pembahasan dengan pemerintah,” katanya di Kompleks Gedung Parlemen, Kamis (20/8).
Jika disetujui, paparnya, dana tersebut akan dikucurkan secara bertahap dengan sumber dana utama APBN. “Sesuai hitungan, kami akan memasukkan dalam dua kali tahun anggaran APBN,” kata Roem yang tergabung dalam Fraksi Partai Golkar.
Munculnya besaran dana tersebut juga diungkap oleh Kepala Biro Humas dan Pemberitaan DPR Djaka Dwi Wiratno. Namun besaran dana yang diungkap Djaka sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan perkiraan Roem. “Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengeluarkan angka Rp1,6 triliun,” katanya.
Menurutnya, dana itu akan digunakan untuk membangun museum dan perpustakaan, alun-alun demokrasi, penambahan dan perluasan akses bagi tamu ke Gedung DPR, dan visitor center.
“Selain itu, ada pembangunan ruang pusat kajian legislasi, pembangunan ruang anggota dan tenaga ahli, serta integrasi kawasan tempat tinggal dan tempat kerja anggota.”
Kendati demikian, Fahri Hamzah, Ketua Tim Implementasi Reformasi Parlemen yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, mengaku belum mendengar besaran tersebut. Seperti diketahui, pembahasan awal anggaran tujuh proyek tersebut tidak melibatkan anggota dan pimpinan DPR. “Pembahasan anggaran dilakukan oleh sekretariat DPR,” kata Fahri.