Kabar24.com, JAKARTA-- Anggota Komis VI DPR, Primus Yustisio, menilai kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) lemah.
"BKPM menurut saya masih lemah, tolong ditulis itu. Lemah dalam negosiasi investasi," ujarPrimus Yustisio kepada Bisnis.com usai mengikuti sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI) di kompleks DPR Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Menurutnya, BKPM tidak selektif dalam menarik investasi asing ke dalam negeri. Buktinya banyak investasi bodong tanpa realisasi yang masuk ke Indonesia.
" Katanya saat ini satu pintu, tetapi banyak jendela. Saya pernah tanya ke BKPM terkait kebenaran investasi. Mereka jawab pemeriksaan bukan domain mereka, tetapi kepolisian. Loh saya tahu itu, tetapi siapa yang menyeleksi, yang beri izin kan BKPM, jangan diberikan dong,' ujarnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, BKPM harus tegas menolak pengajuan investasi asing yang dicurigai bodong. Dalam hal ini harus ada koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri, Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
Kalah
Selama ini lanjutnya, investasi di sektor riil kalah deras dengan investasi di pasar saham. Akibatnya, fundamental ekonomi nasional sangat mudah digoyah ketika pemilik saham menarik uangnya ke luar negeri secara bersamaam.
"Jangan hanya tarik hot money dari investor asing, harus ke fundamental. Indonesia bisa bertahan dari krisis 2008 ketika ekonomi global terpuruk akibat kredit Amerika Serikat macet, karena konsumsi domestik, maka bangun industri yang dapat menyuplai kebutuhan dalam negeri," lanjutnya.
Dengan jiwa konsumtif masyarakat Indonesia yang tinggi, hal ini harus dimanfaatkan dengan mambangun produk dalam negeri yang kompetitif. Jika investor masuk ke sektor riil, maka pembangunan pabrik akan menyejahterakan masyarakat.