Bisnis.com, MANADO--Beberapa perbankan pelat merah berlomba-lomba menggenjot perolehan agen guna menunjang keberlangsungan Program Keuangan Inklusif (Laku Pandai) pada semester kedua tahun ini.
Sebut saja, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. bahkan meningkatkan target perekrutan agen laku pandai menjadi 1.900 agen dari sebelumnya 630 agen hingga akhir tahun ini.
Pasalnya, sampai 4 Agustus 2015, Bank BRI Kantor Wilayah Manado mencatat agen yang sudah bergabung dalam program Laku Pandai mencapai 635 orang.
Agen-agen tersebut tersebar di empat provinsi antara lain Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara.
"Agen paling banyak ada di Manado. Sejauh ini respon masyarakat untuk menjadi agen sangat bagus," kata Pemimpin Wilayah Manado Bank BRI Yoshua Palti H. di Manado, seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (6/8).
Kendati respon masyarakat sangat bagus, dirinya mengungkapkan branchless banking tersebut bergantung terhadap ketersediaan jaringan internet.
Tiap agen laku pandai Bank BRI bakal memegang sebuah mesin elektronik yang berfungsi sebagai pencatat transaksi nasabah.
Besaran komisi yang diberikan Bank BRI terhadap agen-agen itu sebesar 50% dari jumlah transaksi yang ada. Untuk saat ini, agen laku pandai bisa melayani transaksi setor tunai, tarik tunai, isi pulsa listrik dan ponsel, serta pembayaran kartu kredit.
"Kami mengharapkan dengan adanya branchless banking, para agen itu bisa melakukan transaksi setidaknya mencapai Rp3 juta setiap bulannya," u apnya.
Tak jauh berbeda, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. juga menargetkan mampu menjaring setidaknya 3.000 agen Laku Pandai hingga 10 bulan mendatang di empat provinsi yakni Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah,dan Maluku Utara.
Untuk sementara, layanan branchless banking tersebut masih menunggu hasil evaluasi proyek percontohan di Bima, Nusa Tenggara Barat. Pada pilot project tersebut, BNI telah merekrut 30 agen yang nantinya diproyeksikan bakal menjalankan program laku pandai itu.
“Ini kan proyek baru, maklum jika banyak masyarakat yang belum tahu. Program laku pandai ini juga masih menghadapi banyak tantangan, salah satunya kompetensi sumber daya manusianya,” kata Johnny R. Tampubolon, CEO BNI Wilayah Manado.
Pada Agustus tahun ini, BNI Area Manado sudah melakukan serangkaian survei dan perekrutan terhadap beberapa agen yang potensial. Menurut Johnny, berkaca dari pilot project di Bima, perekrutan agen juga harus dibarengi dengan pengawasan yang intensif dari outlet BNI terdekat.
“Banyak agen yang kedapatan tidak langsung menyetorkan uang dari nasabah kepada BNI cabang terdekat. Kebanyakan dari mereka [agen] memutar uangnya untuk keperluan bisnis lainnya lebih dulu sebelum menyetorkan uangnya,” ucapnya.
Dalam layanan laku pandai itu, para agen akan mendapatkan komisi beragam (fee) mulai dari Rp3.000-Rp5.000 untuk pembelian pulsa ponsel, listrik, dan setoran tunai. Tidak hanya itu, BNI Area Manado juga telah membuka kantor kas baru di Lolak, Kabupaten Bolmong.
Nantinya, BNI akan mengadakan perjanjian kerja sama (PKS) dengan beberapa agen yang telah melalui proses seleksi. Jika agen kedapatan melakukan transaksi curang, maka BNI tak segan untuk segera memutuskan PKS tersebut.