Kabar24.com, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Dikti, M. Nasir ingin membuat taman reaktor nuklir sebagai sarana edukasi masyarakat tentang teknologi nuklir.
Nasir, menyebutnya sebagai laboratorium daya eksperimen. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) ditunjuk sebagai pengelolanya.
"Energi nuklir selama ini ditentang oleh masyarakat, karena itu saya ingin membuktikan Batan mampu menghasilkan energi yang baik," kata Nasir.
Selama ini, katanya, nuklir dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan dan berbahaya. Rencana pembangunan reaktor nuklir pun selalu mendapat pertentangan.
Karena itu, Nasir ingin Batan bisa membangun laboratorium ini sebagai tempat yang menyenangkan, dengan menjadikannya sarana belajar sekaligus sarana rekreasi (tourism).
"Bangun reaktor sebagai laboratorium dibuat untuk turis, masyarakat bisa menyaksikan teknologinya dan betul-betul menarik. Yang penting safety, secure, dan efisien," ujar Nasir.
Selesai 2017
Rencananya laboratorium akan dibangun dengan kapasitas 10-20 juta mega watt, mulai dibangun pada 2016 dan selesai pada 2017. Laboratorium dibangun di wilayah Serpong, Tangerang, dekat dengan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek).
"2017 harapannya sudah selesai. Kalau sudah selesai itu kita tinggal uji coba dan kita edukasi ke masyarakat," katanya.
Nasir menjelaskan, pembangunan laboratorium daya eksperimen ini merupakan tahap awal dari rencana pembuatan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Diharapkan, rencana ini tidak meleset karena inisatif ini sudah masuk dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) Kemenristekdikti.
"Kita berharapnya cepat, kami (kementerian) ingin membuat semuanya menjadi mudah. Jangan ada regulasi yang menjerat karena sudah masuk RPJM Kementerian Riset, Teknologi, dan Dikti," katanya.
Kepala Batan Djarot S. Wisnubroto sebelumnya menyebut laboratorium ini sebagai reaktor daya eksperimen.