Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia meyakini inflasi di Sumatra Barat akan lebih stabil sepanjang semester II/2015 mengingat sudah selesainya momen Ramadan dan Lebaran yang menyebabnya meningkatnya permintaan barang.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar Puji Atmoko menjelaskan meskipun tekanan ekonomi global masih mengancam, inflasi bisa lebih terkendali, tidak lagi double digit seperti beberapa tahun terakhir.
Menurut dia, deflasi pada awal tahun sangat membantu, sehingga laju kalender inflasi Sumbar tahun ini tercatat -1,89%. “Pada akhir tahun kami perkirakan sekitar 4,9%,” ujarnya di Padang pada Jumat (31/7/2015).
Dia mengatakan dengan waktu tersisa 6 bulan dan diperkirakan dalam setiap bulan tersebut terjadi inflasi rata-rata 1%, maka masih ada cadangan deflasi yang secara matematis bisa di kisaran 4,9%.
Kuncinya, kata Puji, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumbar bisa memastikan ketersediaan pasokan barang, menjaga kelancaran distribusi, memastikan harga stabil dan menciptakan ekspektasi masyarakat. “Kalau berjalan sesuai rencana, saya pastikan semester dua ini akan jauh lebih stabil.”
Meskipun begitu, dia meminta pemerintah daerah tetap mewaspadai dampak El Nino di Jawa yang diperkirakan berlangsung hingga September yang berpotensi mengurangi pasokan kebutuhan pokok. Apalagi, sebagian besar komoditas pokok penyumbang inflasi di Sumbar masih didatangkan dari Jawa, seperti cabai merah dan bawang merah.