Kabar24.com, JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan kisruh yang terjadi antara TNI dan Polri umumnya dilakukan tentara-tentara yang baru masuk.
"Kalau dilihat beberapa kasus 80 % dilakukan oleh tentara prajurit dua, jadi yang baru masuk. Ini yang akan saya eveluasi, bagaimana rekrutmen, pendidikan dan pasca pendidikan," kata Gatot usai serah terima jabatan Panglima TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Selasa (14/7/2015).
Gatot menyangkal bila ada yang salah dalam doktrin TNI sehingga menyebabkan prajurit TNI kerap ribut dengan Polri. "Doktrin tidak salah," katanya.
Lebih lanjut Gatot mengatakan yang terlibat kisruh antara TNI dan Polri adalah oknum. Untuk mencegah hal demikian, pihaknya sudah menandatangani nota kesepemahaman dengan Kapolri guna mengadakan pendidikan bersama-sama.
"Tiga bulan dulu, nanti bisa kita kembangkan enam bulan lalu dievalusi. Initnya semua itu disiplin. Pemimpin TNI-Polri harus bersama-sama sehingga anak buahnya melihat pasti akan meniru," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti tak menafikan konflik antara TNI dengan Polri itu ada, mengingat berada dalam satu lapangan ketika bertugas.
"Sama-sama minum di situ senggolan bisa terjadi, mungkin di tempat hiburan, semua bisa saja. Tetapi kita yang cegah," katanya.
Bentrok TNI-Polri: 80% Libatkan Tentara Baru
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan kisruh yang terjadi antara TNI dan Polri umumnya dilakukan tentara-tentara yang baru masuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dika Irawan
Editor : Saeno
Topik
Konten Premium