Kabar24.com, JAKARTA—Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang baru dilantik Sutiyoso percaya diri memiliki kemampuan yang cukup untuk memimpin lembaga yang mengelola informasi rahasia tersebut.
Ditemui usai mengikuti rapat kabinet terbatas, Sutiyoso mengatakan posisinya saat ini memang memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan posisi ketua umum partai politik yang sempat dijabatnya.
Akan tetapi, pengalaman militer yang dimilikinya akan membantu dalam melaksanakan tugasnya sebagai Kepala BIN.
“Saya kan sudah lama hidup di intelijen dulu saat menjadi tentara, terutama saat di Kopassus. Jadi tidak ada yang janggal buat saya,” katanya di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (8/7).
Sutiyoso menuturkan saat ini dirinya membicarakan negara dari seluruh aspek yang dibutuhkan, seperti, ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
Berbeda dengan posisinya sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia atau PKPI yang lebih banyak membicarakan persoalan politik.
Menurutnya, dirinya akan lebih banyak diam karena sudah mewakili BIN sebagai lembaga negara yang mengelola informasi rahasia.
Padahal, sebagai politisi Sutiyoso dituntut dapat banyak bersuara untuk menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah yang berkuasa.
“Dengan latar belakang yang saya miliki dulu itu cukup untuk dapat menangkap tugas sebagai Kepala BIN,” ujarnya.
Sutiyoso yang menggantikan Marciano Norman memang bukan orang baru di militer, karena pensiun dengan pangkat Letnan Jenderal.
Sebelum menjabat sebagai Ketua Umum PKPI, dia pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk periode 1997-2002 dan 2002-2007.
Karier militernya pun cukup mentereng karena pernah menjabat sebagai Asisten Personel, Asisten Operasi, dan Wakil Komandan Jenderal Kopassus.
Namanya mulai dikenal saat menjadi komandan resimen terbaik ketika menjabat Kepala Staf Kodam Jaya pada 1994, dan kemudian menjadi Paglima Kodam Jaya.