Kabar24.com, BANDUNG—Di tengah perlambatan ekonomi di Jawa Barat pada triwulan I/2015 yang berada di level 4,9%, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar mencatat peredaran uang dan transaksi keuangan di Kota Bandung justru tergolong tinggi.
Bahkan berdasarkan hasil survey kegiatan dunia usaha (SKDU) triwulanan, secara umum kegiatan dunia usaha di tujuh kota, termasuk di Kota Bandung, terindikasi mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan IV/2014.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jabar Rosmaya Hadi mengatakan pihaknya mencatat perkembangan sistem pembayaran untuk transaksi di Kota Bandung mencapai Rp57,8 triliun dengan jumlah transaksi 29.115 transaksi per Mei 2015.
Dia melanjutkan untuk perputaran transaksi kecil melalui kliring, Kantor Perwakilan (KPw.) Bank Indonesia Jabar mencatat angkanya mencapai Rp10,2 triliun dengan warkatnya sebanyak 292.837 lembar.
“Ini butuh pendalaman dan kajian lagi. Perputaran uangnya tinggi tetapi ekonominya justru tengah melemah. Kelihatannya mungkin ini faktor kunjungan turis,” katanya dalam konferensi pers persiapan uang pecahan untuk Ramadan dan Lebaran, Rabu (24/6/2015).
Dari sisi transaksi melalui mesin ATM, KPw. BI Jabar Kota merilis data volume transaksi melalui 3.019 mesin ATM di Kota Bandung selama triwulan I/2015 mencapai 3,25 juta kali transaksi dengan total nominal sekitar Rp7,7 triliun.
Adapun untuk nilai transaksi melalui mesin electronic data capture (EDC), dengan jumlah EDC pada triwulan I/2015 sebanyak 25.036 mesin yang tersebar di Kota Kembang, volume transaksi mencapai 1,2 juta transaksi dengan nominal Rp1,5 triliun.
Dari sembilan SKDU yang disurvei KPw. Bank Indonesia Jabar, perlambatan kegiatan usaha terutama terjadi di sektor industri pengolahan, pertambangan, bangunan, serta perdagangan, hotel dan restoran (PHR).