Kabar24.com, JAKARTA - Penemuan bukti dan saksi baru menjadi amunisi terbaru mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan terhadap Akseyna Ahad Dori alias Ace (18), mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA UI.
Ace ditemukan tewas di Danau Kenanga UI Depok pada 26 Maret lalu. Saat ditemukan, Ace masih menggunakan tas punggung yang berisi batu sebagai pemberat agar Ace terbenam.
BACA: Ace Dicebur Paksa ke Danau
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Khrisna Murti mengatakan pihaknya telah memeriksa seorang saksi baru dan masih mempelajari keterangan dari saksi itu guna mengungkap kasus ini. “Bukti barunya juga ada,” katanya.
Namun Khrisna tidak bersedia menyebutkan saksi dan bukti baru yang dikantongi penyidik. “Ada bukti yang bisa diungkap dan tak bisa diungkap ke publik. Intinya kami pastikan pelaku akan diungkap.”
Dari hasil penyelidikan, polisi menduga Ace tewas dibunuh. Dugaan itu didasari sejumlah bukti. Di antaranya, luka di wajah serta sobeknya bagian belakang sepatu pemuda itu. Polisi menduga sobekan pada sepatu menunjukkan bahwa pemuda tersebut telah diseret sebelum ditenggelamkan ke danau.
Tiga Indikasi
Kriminolog Universitas Indonesia Eko Haryanto yakin Ace tewas dibunuh. Bahkan, pengajar di Fakultas Kriminologi UI itu, dari awal telah menduga pembunuhan
Ace, dari barang bukti awal, tas yang berisi batu dan danau untuk menenggelamkannya.
BACA: Jibril Diminta Tutup Mulut pada Media
Eko mengindikasikan pelakunya orang dekat dengan alasan. Pertama, pelaku tampak sengaja memilih danau sebagai lokasi untuk membunuh Ace lantaran mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA ini, tak bisa berenang. Artinya, pembunuh tahu betul mengenai Ace.
Kedua, Eko Haryanto juga melihat pelaku sangat merencanakan pembunuhan ini. Pelaku mampu memetakan lingkungan UI, untuk membuang Ace. Pelaku sangat kenal situasi UI. Selain itu, dia tahu persis kapan lokasi itu aman.
Ketiga, Pelaku bisa menirukan tulisan Ace, membuat seperti surat perpisahan Ace. Tapi hal ini justru menjadi bumerang bagi pelaku. Tulisan dibuat untuk meyakini bahwa Ace menjadi korban bunuh diri dengan pesan di tulisan itu.
"Bukan orang jauh pelakunya. Pelaku mengenal Ace. Tapi, tidak ada kejahatan yang sempurna, “ ujar Eko.
Maksudnya, surat wasiat tiruan itu justru membuka tabir pembunuhan.