Kabar24.com, JAKARTA - Edy Sukardi, penjaga indekos Wisma Widya Beji Depok yang menjadi tempat tinggal Akseyna Ahad Dori (Ace), sempat tidak mengizinkan Jibril untuk memasuki kamar Ace.
Namun karena diminta oleh Jibril, Edy pun memberikan kunci kamar Ace di kamar nomor 208 Wisma Widya.
BACA: Ada Kemungkinan Motif Dendam Terhadap Keluarga Ace
Edi menjelaskan Jibril tiba-tiba datang dan masuk setelah meminta kunci tanpa ada orang di dalamnya. Setelah datang pada hari itu karena melihat kondisi kamar Ace berantakan, Edi meminta Jibril membereskan kamar Acepada Minggu, 30 Maret 2015.
Saat Jibril datang untuk membereskan kamar dan diminta menginap itulah, Jibril menemukan secarik kertas tertancap di paku pada tembok kamar Ace. Padahal, setiap penghuni kos tidak diperbolehkan menancap paku di tembok karena dapat merusak. "Kalau saya tahu, saya marahi," ujarnya.
Edi mempercayakan Jibril untuk merapikan kamar Ace karena Jibril dianggap teman yang paling dekat dengan Ace. Bahkan, pada Minggu, 22 Maret 2015, sebelum ditemukan tewas, Ace izin untuk menginap di tempat indekos Jibril. "Ace kalau nginep izin. Minggu malam sebelum meninggal nginep ke rumah Jibril," kata Edi.
Yang menjadi masalah lagi, paparnya, tulisan yang ditemukan Jibril bukan diberikan ke polisi, tapi malah ke Kolonel Mardoto, bapak Ace. Saat itu, Edi belum menduga bahwa jasad yang ditemukan di Danau Kenanga UI adalah salah satu penghuni indekos ditempat dia menjaga.
Saat ditemukan tewas di Danau Kenanga Kampus UI Depok, dalam paru-paru Ace ditemukan air dan pasir. Fakta itu terungkap setelah hasil forensik menyatakan Ace masih bernafas saat berada di dalam air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
