Kabar24.com, JAKARTA - Pelaku pembunuhan terhadap Akseyna Ahad Dori (Ace), mahasiswa jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Indonesia, diperkirakan berasal dari lingkungan sekitar UI.
"Keseharian Ace tidak berada jauh dari UI, temannya tidak banyak. Mentap map Ace hanya indekos, kampus, masjid. Orang di sekitar Ace pun tidak banyak. Pembunuhnya tidak jauh dari mereka," kata Kriminolog UI, Adrianus Meliala.
Ace ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI pada 26 Maret. Saat ditemukan, Ace masih menggunakan tas punggung yang berisi batu sebagai pemberat. Polisi mengumpulkan sejumlah bukti kalau Ace tewas dibunuh.
Menurut Adrianus, pembunuhan terhadap Ace ini sangat menarik dan menantang untuk ditelusuri, sebab baik dugaan Ace tewas dibunuh maupun bunuh diri tidak lengkap, sehingga polisi kesulitan mengungkap kasus tersebut.
"Cukup menarik karena mampu membuat dua arah penyidikan polisi hingga saat ini".
Menurutnya, jika Ace dibunuh secara terencana, berarti pelaku sangat hebat dalam menentukan arah pembunuhan.
Begitu juga sebaliknya, jika pembunuhan tidak direncanakan. "Pelaku hebat sampai membuat dua arah penyelidikan ini".
Adrianus menjelaskan, dari pengalamannya mengamati tindakan kriminalitas, remaja sekarang cenderung "jorok dalam melakukan kejahatan". Karena itu, polisi mudah sekali melakukan pengungkapan.
"Ini berbeda dengan kasus Ace. Ini by design atau tidak, polisi masih bingung. Bila by design, pintar sekali pelaku ini," ujarnya.
Rektor UI Muhammad Anis sebelumnya mengatakan kasus pembunuhan Ace tergolong unik dan tidak mudah disimpulkan.
Awalnya Ace diduga bunuh diri. Namun dari perkembangan penyelidikan, polisi menaikkan status penyelidikan ke tingkat penyidikan lantaran ada indikasi Ace dibunuh.
Anis menampik jika Rektorat UI disebut tidak kooperatif dalam mengungkap kematian mahasiswa berusia 18 tahun tersebut.
UI telah menurunkan tim ahli untuk membantu kerja polisi mengungkap kasus ini.
