Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sutiyoso Diminta Lepas Jabatan Ketua Partai

Letjen TNI (Purn) Sutiyoso diminta melepas jabatan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) apabila mendapat restu DPR untuk menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Sutiyoso/pkpi-nasional.blogspot.com
Sutiyoso/pkpi-nasional.blogspot.com

Bisnis.com, JAKARTA—Letjen TNI (Purn) Sutiyoso diminta melepas jabatan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) apabila mendapat restu DPR untuk menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).

Menteri Sekretaris Negara Pratikno menuturkan pencalonan Sutiyoso sebagai Kepala BIN pengganti Letjen TNI (Purn) Marciano Norman oleh Presiden Joko Widodo telah diajukan ke DPR. Pencalonan di dasarkan pada kapasitas dan sepak terjang Sutiyoso di dunia intelijen.

"Sebetulnya pak Sutiyoso dianggap sebagai orang yang punya pengalaman intelijen, beliau juga telah menikmati beberapa pendidikan intelejen, intelijen pertempuran, intelijen strategis. Itu yang bisa dilihat dari CV beliau," tutur Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (10/6).

Pratikno membantah penunjukkan Sutiyoso merupakan upaya bagi-bagi jabatan oleh Presiden Jokowi kepada partai koalisi pendukungnya. Seperti diketahui, pada kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, PKPI merupakan anggota Koalisi Indonesia Hebat yang mengusung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

"Kalau kita ini bagi-bagi jatah berarti tidak ada yang lain. Tapi kita lihat kan juga peluang itu terbuka. Presiden tetap mengutamakan adalah integritas dan juga kompetensi ke arah sana," ujarnya.

Menurut Mensesneg, belasan nama sempat masuk daftar kandidat Kepala BIN yang baru. Namun, pilihan Presiden jatuh kepada Sutiyoso.

"Kalau calon selalu banyak, tetapi keputusan akhir di Presiden. Sekali lagi tidak ada Pansel atau segala macam, Presiden mengakses informasi dan pertimbangan dari berbagai pihak," tegasnya.

Saat ini, mantan gubernur DKI Jakarta itu masih menjabat sebagai Ketua Umum PKPI. Apabila usulan Presiden untuk menjadikan Sutiyoso sebagai Kepala BIN disetujui DPR, pemerintah meminta Sutiyoso mundur dari kegiatan politik.

"Ya nanti kita lihat perkembangannya seperti apa, tapi saya kira sebaiknya begitu," imbuhnya.

Lebih lanjut, Pratikno memaparkan rekam jejak Sutiyoso di dunia intelijen yang membuat Pangdam Jaya periode 1996 ini terpilih sebagai kandidat orang nomor satu di BIN.

Sepanjang karir militernya, Sutiyoso pernah menjabat sebagai Komandan Pleton Combat Intelligence dalam operasi di Kalimantan Barat, inteligen tempur Operasi Flamboyan dan Operasi Seroja di Timor Timur, serta intel tertutup untuk menumpas gerakan separatis Gerakan Aceh Merdeka.

Selain di dunia intelijen, lulusan Akademi Militer angkatan 1968 ini juga pernah menempati posisi strategis di tubuh TNI, seperti Kepala Seksi I (Intel) Grup 2 Kopassandha, Komandan Ressort Militer (Danrem) 061/Surya Kencana, Bogor, Kasdam Jaya, dan Pangdam Jaya.

"Pengalaman beliau sebagai gubernur dua periode di DKI provinsi yang taft juga memperkaya pengalaman beliau selain di intelijen juga di pemerintahan. Itu juga pertimbangan Presiden mengajukan nama Letjen TNI (Purn) TNI Sutiyoso untuk mendapatkan pertimbangan DPR," pungkas Pratikno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper