Kabar24.com, JAKARTA -- Di samping komentar bernada mendukung, ada juga suara skeptis yang mengiringi penunjukkan Sutiyoso sebagai calon tunggal Kepala BIN pengganti Marciano Norman.
Pengamat intelijen dan militer Susaningtyas Kertopati berharap Sutiyoso tetap memiliki insting intelijen yang kuat.
"Sutiyoso sendiri sudah lama tak berada dalam sistem. Semoga saja dirinya masih memiliki kepekaan seorang perwira intelijen," kata Susaningtyas di Jakarta, Rabu (10/6/2015).
Menurut dia, intelijen adalah mata telinga Presiden, sehingga dibutuhkan sosok yang cocok dengan Presiden dan menjiwai visi dan misi yang diemban oleh pemerintah dipimpinnya.
Mantan anggota Komisi I DPR ini mengatakan, penguatan dalam penanganan potensi gangguan, ancaman faktual, gangguan nyata dan ambang gangguan harus benar-benar dilaksanakan secara serius dan profesional.
"Lamanya Sutiyoso di luar sistem juga dikhawatirkan akan mempengaruhi kinerja BIN. Tapi, tentu kita harus lihat kinerjanya dulu," tutur Nuning sapaan Susaningtyas.
Penguatan kapasitas dan kapabilitas intelijen ke depan harus dilengkapi dengan pelatihan dan pendidikan karena kian ke depan sistem keamanan dan pertahanan negara kian luas dan makin kompetitif.
"Jadi bukan semata hanya terkait soal intel intai dan tempur (taipur), tapi juga mengedepankan intel proxy dan juga cyber," ucapnya.
Ia berharap Kepala BIN ke depan mampu membereskan kekurangan yang ada dalam internal BIN baik SDM maupun soft ware dan hard ware BIN.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempertimbangkan rekam jejak dan kompetensi dalam penunjukan Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (KaBIN).
"Saya juga telah mengajukan pencalonan Sutiyoso sebagai KaBIN ini saya juga sudah melalui banyak pertimbangan dan memperhatikan baik rekam jejak maupun kompetensi dari Pak Sutiyoso," kata Presiden Jokowi di kediamannya Jalan Kutai Utara Sumber Solo, Rabu.
Jokowi mengatakan, pertimbangan pengajuan nama Sutiyoso sebagai KaBIN itu mengingat rekam jejaknya di dunia intelijen dan militer.
Sutiyoso dinilai memiliki pengalaman dan kompetensi yang cukup untuk memimpin badan tersebut.
"Terutama di dunia intelejen dan militer saya berharap DPR RI memberikan pertimbangan atas usulan tersebut," ujarnya.
Presiden berharap tidak akan ada penolakan dari DPR RI atas usulan itu karena semuanya telah melalui banyak pertimbangan.
"Saya berharap tidak karena sudah melalui banyak pertimbangan," katanya.