Bisnis.com, JAKARTA - President University optimistis para alumni perguruan tinggi itu mampu bersaing di pasar kerja masyarakat ekonomi Asean (MEA).
"Kami telah mempersiapkan para alumni satu langkah ke depan untuk memasuki dunia kerja dan kami yakin mereka mampu bersaing di era MEA. Para alumni President University tidak hanya berbekal ijazah tetapi juga kompetensi dan sertifikasi keahlian," ujar Jhanghiz Syahrivar, Direktur Kantor Urusan International President University.
Dia menjelaskan menjadi perguruan tinggi bertaraf internasional karena banyak mahasiswa berasal dari negara lain, President University menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar.
President University kembali meluluskan sebanyak 786 wisudawan dalam acara wisuda ke-10 bertema Transforming Innovative Higher Education System to Bolster Self-Employment di President University-Jababeka Convention Center, Cikarang, Bekasi, Sabtu (6/6/2015).
Dia menjelaskan sebagian alumni yang berminat mendapatkan sertifikasi keahlian perguruan tinggi mempunyai wadah President University Development Center. Lembaga ini menggandeng sejumlah ahli dan institusi yang kompeten. Alumni bisa menempuh program postgraduate diploma setahun.
Namun, sambung Jhanghiz, semua alumnus telah mendapatkan bekal magang di perusahaan selama satu semester, tepatnya semester ke-9 sambil menyiapkan skripsi. Sebanyak 1.600 perusahaan menjadi tempat magang bagi mahasiswa President University.
Dia menjelaskan program magang itu menjadi bekal mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan industri. Hal itu sejalan dengan persentase kuliah, yakni 60 persen teori dan 40 persen praktik.
"Gelar saja tidak cukup, sedangkan pengangguran membengjkak. Ini ibarat ayam dan telur. Jika ingin bekerja di perusahaan bonafid harus ada pengalaman dulu, tetapi pengalaman syaratnya harus kerja dulu," ungkapnya.
Dia mengatakan sekitar 90 persen alumni terserap di dunia kerja, karena President University mempersiapkan almumni bukan sebagai fresh graduate, tetapi experience graduate lewat magang kerja.
Jhanghiz mengungkapkan program studi bisnis dan humaniora paling banyak diminati. Program studi andalan lainnya yakni teknik industri dan teknik informatika dan sistem informasi.
Adapun persentase mahasiswa asing mencapai 15% terutama dari China, Jepang, Korea, dan Vietnam yang rata-rata mengambil program studi bisnis.