Kabar24.com, JAKARTA - Pidato Presiden Joko Widodo pada peringatan Hari Kelahiran Pancasila di Blitar, Jawa Timur, ramai diperbincangkan karena menyebut tempat kelahiran Proklamator Bung Karno di Blitar. Padahal, Bung Karno lahir di Surabaya.
Atas kesalahan itu, pihak Istana Kepresidenan melalui Tim Komunikasi Publik Presiden yakni Sukardi Rinakit yang juga penyusun pidato mengakui kekeliruan tersebut.
"Kesalahan tersebut sepenuhnya adalah kekeliruan saya dan menjadi tanggungjawab saya," ujar Sukardi dalam siaran pers, Kamis (4/6/2015).
Disebutkan bahwa Ketika sedang menyusun pidato tersebut, Presiden bertanya tentang Blitar dan dijawab Sukardi bahwa Bung Karno lahir dan disemayamkan di Blitar. Presiden waktu itu meminta Sukardi untuk memeriksa karena seingat Jokowi, Bung Karno lahir di Surabaya.
Tanpa memeriksa lebih mendalam dan saksama, Sukardi menginformasikan kepada Presiden bahwa Bung Karno lahir di Blitar.
Referensi salah satunya adalah situsweb Tropenmuseum.nl, yang menyebutkan bahwa Bung Karno lahir di Blitar:
"Soekarno (ook wel gespeld als Sukarno), geboren als Kusno Sosrodihardjo, Blitar, 6 Juni 1901- Jakarta 21 Juni 1970) was de eerste president van de Republiek Indonesia". Bahan lain yang menyebutkan Presiden pertama RI lahir di Blitar.
"Selain itu, memori saya dibelenggu oleh cerita rakyat yang sejak kecil saya dengar di kampung bahwa Bung Karno dilahirkan di Blitar," ujarnya.
Untuk itu, Sukardi dengan tulus mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia, khususnya kepada keluarga Bung Karno, utamanya putri Bung Karno Megawati Soekarnoputri, dan Cucu Bung Karno Puan Maharani yang hadir pada acara tersebut.
"Saya berjanji untuk lebih teliti dan berhati-hati dalam memberikan informasi khususnya yang berkaitan dengan perjalanan sejarah bangsa," jelasnya.