Bisnis.com, PADANG - Menjelang Ramadan, Kota Padang dan Bukittinggi sebagai basis kegiatan ekonomi Sumatra Barat mengalami inflasi 0,65% dan 0,82% pada Mei 2015.
Inflasi itu, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Yomin Tofri disebabkan mulai naiknya harga sejumlah kebutuhan pokok, seperti bawang merah, daging ayam ras, dan gula pasir.Trennya setiap menjelang Ramadan dan Lebaran selalu ada kenaikan, padahal stok masih mencukupi.
"Perlu keseriusan pemerintah dan kesadaran semua pihak agar inflasi tetap terkendali," katanya, melalui rilis resmi, Senin (1/6/2015).
Menurutnya, inflasi akan lebih stabil jika pemerintah daerah mampu menjamin ketersediaan stok pangan serta memastikan tidak ada spekulan yang bermain menaikkan harga ketika kebutuhan masyarakat meningkat. Adapun, laju inflasi kalender Kota Padang masih tercatat minus atau deflasi 2,83% dan Kota Bukittinggi deflasi 1,35%.
Sementara itu, laju inflasi (yoy) Kota Padang 7,86% dan Bukittinggi 5,95%.Dia mengatakan inflasi di dua daerah tersebut disebabkan terjadi peningkatan indeks sejumlah kelompok pengeluaran. Untuk Kota Padang, kelompok bahan makanan mengalami inflasi 2,24%, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,12%, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,03%, sandang 0,16%, kesehatan 0,10%, pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,36%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,10%.
Sementara di Kota Bukittinggi, kelompok bahan makanan mengalami inflasi 1,72%, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,64%, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,27%, kesehatan 0,18%, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,02%, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,04%. Sedangan kelompok sandang deflasi 0,11%.