Kabar24.com, JAKARTA – Jelang Masyarakat Ekonomi Asean pada akhir Desember 2015, muncul pesimistis di berbagai kalangan di dalam negeri. Namun, ada cara agar perguruan tinggi Indonesia bisa menghadapi gempuran universitas asing.
Rektor Universitas Paramadina, Profesor Firmanzah dalam diskusi Paramadian Expertise Dialogue yang mengusung tema “Menuju Indonesia Incorporated: Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015”, perlu membentuk Indonesia Incorporated yang merupakan konsep kebijakan multisinergi sektor pemerintah dengan sektor korporasi, dan masyarakat dalam mengelola serta mewujudkan pembangunan ekonomi yang terintegritas.
“Melalui konsep kebijakan ini diharapkan dapat mempercepat pembangunan ekonomi nasional menjadi lebih cepat dan efektif di berbagai sektor,” papar Firmanzah di Paramadina Graduate School, Jakarta, Senin, (18/5/2015).
Konsep Indonesia Incoporated ini dapat diimplementasikan dengan membentuk tim gugus tugas dari pemerintahan yang mencakup beberapa elemen untuk memberikan masukan terkait dengan persiapan MEA 2015.
“Tim gugus tugas tersebut bisa tim dibawah Presiden atau tim dibawah Kementerian Perekonomian. Tapi apapun yang dihasilkan, kebijakannya harus menyeluruh,” kata Staf Ahli Menteri Keuangan, Arief Budimanta.
Ego Sektoral
Pola berpikir masyarakat, terutama pengusaha agar tak selalu memikirkan ego sektoral, Menurut Firmanzah, pola berpikir masyarakat, terutama pengusaha agar tak selalu memikirkan ego sektoral harus diubah.
“Di bidang pendidikan sendiri nantinya akan terus kami upayakan membangun Indonesia incorporated dengan kurikulum yang ada. Selain itu kita juga akan adakan pendidikan, workshop, pelatihan dan partnership. Karena untuk membentuk mindset Indonesia Incorporated perlu colaboratif action,” ungkap mantar Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.
Menurut Firmanzah, pola pikir yang terbuka dengan menghilangkan ego sektoral akan membentuk masyarakat Indonesia yang berfikiran luas tentang bagaimana cara bekerjasama dengan lintas sektor tanpa menghilangkan kompetisi antar sektor.
“Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015 seharusnya kita tidak Cuma bertahan, namun juga harus menyerang. Kami dari Perguruan tinggi menjalankan tugas kita dengan membuat kurikulum yang baru untuk membentuk mindset tersebut sejak dini,” ujarnya.