Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Bali Tak Khawatir dengan MEA

Para pelaku usaha di Bali tidak perlu khawatir dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah di depan mata karena potensi pengusaha Bali terbuka lebar serta tidak perlu merasa takut dalam menghadapinya.
UKM patung dari bahan fiber/Antara
UKM patung dari bahan fiber/Antara

Bisnis.com, DENPASAR--Para pelaku usaha di Bali tidak perlu khawatir dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah di depan mata karena potensi pengusaha Bali terbuka lebar serta tidak perlu merasa takut dalam menghadapinya.

Ketut Dharma Siadja, Ketua Umum BPD Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (Asephi) Bali mengatakan, dampak MEA dari sisi positif dapat terciptanya peluang pasar yang lebih luas dan negatifnya adalah persaingan yang ada semakin ketat baik bagi Bali, Indonesia maupun negara Asean lainnya.

"Dampak lainnya juga terjadi perubahan karakteristik pasar yang lebih dinamis serta perkembangan yang didorong oleh produk yang berkualitas, inovatif, dan efisien," tegasnya di Denpasar, Senin (11/5).

Dia menambahkan, deregulasi antara anggota negara Asean untuk pembebasan berbagai tarif ekonomi para anggota harus dihadapi oleh dunia usaha di masing-masing negara dengan menghadapi tantangannya serta memanfaatkan peluang yang ada.

"Hal sama pun juga harus dilakukan oleh para pengusaha di Bali," cetusnya.

Menurutnya, sebelum menghadapi Komunitas Ekonomi Asean (KEA) sebaiknya harus mengetahui potensi-potensi yang dimiliki Bali. Potensi perdagangan daerah Bali yang merupakan produk unggulan untuk siap di pasar tersebut adalah produk tekstil, kerajinan kayu, kerajinan perak, kopi, vanili, rempah-rempah, ikan tuna, serta komoditas lainnya.

"Pangsa pasar produk unggulan di Bali sangat luas dan menjanjikan. Negara tujuan Bali berjumlah 104 negara dengan lima negara pengimpor terbesar pada 2014 seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, Perancis dan Jerman," tuturnya.

Dia mengaku, tantangan menghadapi KEA sangat beragam seperti, produktivitas SDM lokal rendah, namun tuntutannya semakin tinggi. Pembinaan SDM lokal baru sebatas penetapan umur, belum ada ke arah peningkatan produktivitas. Selain itu, struktur modal dunia usaha terbatas, banyak UMKM yang tidak bankable dan tidak acceptable terhadap capital market, serta suku bunga kredit yang masih lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di Asean.

Dari sekian tantangan KEA, lanjutnya, potensi pengusaha Bali sangatlah besar dengan melakukan strategi seperti pengembangan UKM, meningkatkan kualitas dan standar produk, meningkatkan akses finansial, dan penurunan suku bunga.

Dewi Setyowati, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengungkapkan, implementasi KEA yang diterapkan pada akhir 2015 tentu akan membawa peluang sekaligus tantangan bagi perekonomian Bali.

"Dengan adanya KEA akan ada peluang semakin mudahnya arus keluar masuk barang dan perluasan pasar, peluang potensi arus investasi yang masuk, serta kemudahan tenaga kerja lokal untuk bekerja di negara anggota yang tentunya akan berpengaruh bagi perekonomian Bali," tuturnya di Denpasar.

Dia menambahkan, beberapa tantangan yang akan dihadapi menjelang KEA adalah masih relatif rendahnya tingkat pendidikan dan produktivitas tenaga kerja lokal serta masih rendahnya jumlah tenaga kerja lokal yang bersertifikasi.

Dengan implementasi KEA 2015 yang semakin dekat, pemerintah serta Bank Indonesia juga telah mengupayakan berbagai strategi.

"Pemerintah telah mengupayakan sertifikasi pekerja pariwisata, peningkatan kualitas hasil produksi melalui pengembangan UMKM, serta kami juga menerapkan gerakan nasional non tunai sebagai alat pembayaran yang relatif lebih efisien," imbuhnya.

Dia menyatakan, momentum penerapan KEA 2015 ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk meningkatkan ekspor negara anggota Asean termasuk Indonesia ke negara non anggota Asean.

Yoris Sebastian, General Manager Hard Rock Cafe termuda pertama se-Asia mengatakan, untuk menghadapi MEA harus kreatif, mencari data serta menggali sejarah, dan juga berkolaborasi dengan para ahli. Jangan pernah takut dalam menghadapi Asean.

"Banyak yang takut dan meremehkan Indonesia akan direbut Asean. Sesungguhnya Bali bisa bersaing dengan MEA dan tunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang kreatif. Kreativitas menjadi kunci dalam menghadapi MEA," tegasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper