Bisnis.com, SURABAYA – Susilo Bambang Yudhoyono hampir pasti kembali menjadi Ketua Umum Partai Demokrat dalam Kongres Ke-IV yang dihelat di Surabaya pada 11-13 Mei 2015.
Sekretaris DPP Partai Demokrat (PD) Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Partai Farhan Effendy menjelaskan kali ini SBY akan punya waktu penuh untuk membesarkan partai dan memperbaiki mesin partai.
“Pak SBY menginginkan struktur PD ke depannya tidak terlalu gemuk, tapi ringkas dan efektif dalam bekerja, serta terdapat distribusi kebijakan, konsolidasi, dan mandatori yang lebih terukur,” katanya di Surabaya, Minggu (10/5/2015).
Tujuan akhirnya, imbuh Farhan, tentu saja membawa PD memenangkan pemilu 2019. Meskipun demikian, dia menegaskan SBY tidak akan mau maju kembali ke putaran pilpres. Kemungkinan besar akan ada tokoh baru yang di-endorse PD, dan bisa jadi Edhie Baskoro.
Pada kesempatan yang sama, anggota FPD DPR Ruhut Sitompul berpendapat setiap kader memang punya hak untuk bertanding melawan SBY sebagai calon Ketum DP dalam kongres tahun ini.
“Tapi harus lihat dulu, seperti apa orangnya. Terus terang, GPS [Gede Pasek Suardika] itu setelah SBY berkilau kancahnya, dia baru muncul. Siapa dia?” ujar politisi kontroversial, yang sudah beberapa kali pindah payung partai itu.
Menurutnya, SBY adalah figur yang paling mungkin mendongkrak pamor PD. Terbukti, pada pemilu 2014, SBY mampu mengangkat perolehan suara PD menjadi 10,2%. “SBY harus menang [sebagai ketum]. Kepercayaan rakyat akan dapat dipulihkan pada pemilu 2019.”
Di sisi lain, GPS—yang sudah berada di Surabaya meski tidak diundang dalam kongres—berpendapat ada kejanggalan dalam tata tertib Kongres ke-IV PD, yang dinilainya hanya untuk memenangkan SBY.
Loyalis Anas Urbaningrum itu menyebut Pasal 5 ayat (1) huruf c dalam tatib kongres PD menyatakan hanya peserta yang mempunyai hak suara yang bisa dipilih dan memilih. Jika demikian, menurutnya, otomatis hanya SBY saja yang memenuhi syarat untuk maju.
“Selamat sebagai ketua umum buat Pak SBY walau Kongres belum berlangsung. [Memang] keinginan saya untuk maju hanya sebagai penggembira jadinya,” sindirnya di media sosial Twitter.