Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wow, Indonesia Punya 2.500 Permainan Tradisional

Waktu kecil, pernahkah Anda bermain permainan tradisional seperti gobak sodor, enggrang, ampar-ampar pisang, gasing, dan permainan lainnya.
Anak-anak dikenalkan permainan tradisional di acara Car Free Day, Jakarta./Antara
Anak-anak dikenalkan permainan tradisional di acara Car Free Day, Jakarta./Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Waktu kecil, pernahkah Anda bermain permainan tradisional seperti gobak sodor, enggrang, ampar-ampar pisang, gasing, dan permainan lainnya.

Sekarang permainan tradisional tersebut jarang dimainkan oleh anak-anak karena adanya globalisasi sehingga tertelan oleh zaman berteknologi modern ini.

Namun, tidak bagi Komunitas Hong yang berada di Dago Bandung. Komunitas ini bisa menjadi pelepas kerinduan anda pada permainan tradisional tersebut.

Komunitas Hong yang berada di daerah Dago ini adalah sebuah komunitas yang fokus pada pengkajian dan sosialisasi mainan dan permainan rakyat.

Pendiri Komunitas Hong Zaini Alif mengatakan Hong sendiri merupakan salah satu ungkapan dalam permainan ucing-ucingan.

"Ketika ada lawan yang ditemukan, maka akan diucapkan dengan suara yang keras. HOOONG, yang artinya ketemu dalam bahasa Sunda," ujarnya akhir pekan ini.

Penelitian tentang seni dan budaya telah dilakukan oleh Zaini sejak 1996, kemudian pada tahun 2005 dirinya mendirikan komunitas permainan tradisional.

Zaini yang juga Dosen di Sekolah Tinggi Seni Indonesia telah menemukan 2.500 permainan di seluruh Indonesia.

"Saat ini ada 2.500 permainan yang telah ditemukan. Kalau dari Sunda 350 permainan. Indonesia ini negeri bermain karena banyak permainan di negeri ini. Hidup ini pun penuh permainan," katanya.

Namun sayang, lanjut Zaini, permainan tradisional ini jarang dimainkan dan bahkan dilupakan keberadaannya oleh masyarakat.
"Permainan tradisional ini banyak dicari orang-orang luar. Anak-anak kita diajak bermain bukan untuk mundur kebelakng seolah-olah kampungan. Tapi untuk menyandarkan mereka pola itu tentang nilai kebangsaan," ucapnya.

Intinya permainan memiliki tiga konsep yakni mengenal diri, mengenal alam dan mengenal Tuhan. "Mainan itu penting, mainan adalah sebagai konsep dasar hidup di dunia," ujar Zaini.

Bahkan, tambahnya,di Jepang yang memiliki 300 buah permainan telah mempunyai tiga hingga empat museum mainan.

"Saya saat di tanya orang Jepang tentang museum mainan, saya ingin lari rasanya dan enggak bisa jawab. Di Indonesia tak ada sedikitpun museum mainan, padahal mainannya sudah ribuan. Makanya saya dirikan komunitas yang bisa berkeliling dan dimainkan anak-anak," tutur Zaini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper