Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lima Proyek Bendungan di Kaltim Tersendat

Sedikitnya lima proyek pembangunan bendungan di Provinsi Kalimantan Timur perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Ilustrasi
Ilustrasi

Kabar24.com, SAMARINDA – Sedikitnya lima proyek pembangunan bendungan di Provinsi Kalimantan Timur perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah.

Pasalnya, pengerjaan pembangunannya belum juga selesai, bahkan terancam mangkrak.

Kelima proyek pembangunan bendungan itu adalah Bendungan Marangkayu di Kabupaten Kutai Kartanegara, Bendungan Kaliorang di Kabupaten Kutai Timur, Bendungan Telake di Kabupaten Paser dan Bendungan Semurut dan Biatan di Kabupaten Berau.

Kelima bendungan itu diproyeksikan dapat memberikan layanan irigasi lahan pertanian seluas 17.150 hektare (ha). Namun, proyeksi tersebut terancam tidak terealisasi akibat pembangunannya yang saat ini belum selesai 100%.

Data Pemprov Kaltim menyebutkan sebagian besar pembangunan bendungan itu terkendala masalah pembebasan lahan. Misalnya, pembangunan Bendungan Marangkayu terkendala pembebasan lahan genangan, dari kebutuhan lahan genangan 665 ha, baru dibebaskan 71 ha saja.

Kondisi memprihatinkan juga terjadi pada pembangunan Bendungan Kaliorang di Kutai Timur dan Telake di Paser. Malahan, kedua proyek bendungan ini masih dalam tahap penentuan lokasi dan pengesahan AMDAL-nya.

Sedangkan kondisi Bendungan Semurut dan Biatan yang berlokasi di Kabupaten Berau belum dapat difungsikan secara normal lantaran kerusakan jaringan primer dan sekundernya.

Plt. Sekprov Kaltim Rusmadi beralasan ada lima faktor penyebab belum optimalnya pembangunan sistem irigasi di Kaltim.

Lima faktor itu adalah alih fungsi lahan pertanian, belum optimalnya pengoperasian dan pemeliharaan, komitmen penyediaan lahan yang masih lemah, lambannya proses sertifikasi bendungan serta harmonisasi program antar daerah dan antar sektor.

“Memang diperlukan percepatan dan komitmen yang serius untuk membangun infrastruktur irigasi di Kaltim,” katanya, Senin (9/3).

Dia mengungkapkan pihaknya bakal meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan para stakeholder di tingkat daerah guna memperkuat sinergi dalam mempercepat penyelesaikan beragai masalah yang menghadang tersebut.

Rusmadi optimistis berbagai proyek irigasi yang ada di Kaltim bakal selesai dalam waktu dekat.

Sebab, upaya peningkatan ketahanan pangan di Kaltim secara terstruktur dimasukkan sebagai tujuan dan sasaran inti yang harus dicapai pada 2018 mendatang.

“Pada tahun ini, luas lahan pertanian yang akan terlayani jaringan irigasi bakal mencapai 5.350 ha, atau bertambah 1.000 ha dari luasan tahun lalu,” sebutnya.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak meminta dukungan pemerintah pusat dalam rangka mengembangakan kawasan pangan di Kaltim.

Alasannya, untuk mengembangkan potensi pertanian yang ada, perlu dukungan infrastruktur yang memadai.

“Kami membutuhkan dukungan investasi infrastruktur dan sarana produksi untuk mengembangkan kawasan pertanian,” sebutnya.

Menurutnya kondisi infrastruktur yang ada di Kaltim menyulitkan pemerintah dan juga masyarakat untuk mengembangkan sektor pertanian.

Hal ini sangat disayangkan, sebab potensi lahan pertanian di ada di Kaltim cukup besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper