Kabar24.com, JAKARTA - Dituduh terkait dengan kasus pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya Shaaribuu, Perdana Menteri Malaysia memberikan klarifikasi singkatnya.
"Ini total sampah, total sampah," kata Najib membantah tudingan terpidana, mantan komandan polisi Sirul Azhar Omar, yang menyatakan menerima perintah atasan membunuh Altantuya.
Altantuya Shaaribuu/shmau
Pernyataan Najib ini membuat heran tokoh oposisi Malaysia, Lim Kit Siang. “Pertanyaan yang langsung muncul adalah bagaimana Najib tahu bahwa kedua terpidana tidak menerima perintah dari atasan untuk membunuh Altantuya dan menghancurkan bukti dengan meledakkan tubuhnya menggunakan bahan peledak C4?” kata veteran pemimpin partai oposisi Democratic Action Party (DAP) itu, seperti dilansir The Malaysian Insider, kemarin.
Altantuya, model asal Mongolia berusia 28 tahun, tewas secara mengenaskan dengan cara diledakkan dengan C4 di Shah Alam, Malaysia, pada Oktober 2006.
Pembunuhannya dicurigai berkaitan dengan skandal pembelian kapal selam dari Prancis pada 2002.
Altantuya disebut-sebut sebagai kekasih Abdul Razak Baginda, orang dekat Najib yang bertugas melaksanakan kesepakatan dengan Prancis. Saat kesepakatan, Najib masih menjabat Menteri Pertahanan.
Sirul dan tersangka lainnya dari satuan elite polisi Malaysia, Azilah Hadri, dituding sebagai pelaku. Dalam wawancara dengan Malaysiakini, pekan ini, Sirul menyatakan hanya menerima perintah atasan untuk membunuh Altantuya. “Saya diperintah. Orang penting yang memiliki motif masih bebas,” katanya.
Sirul juga menyatakan atasannya saat itu, Musa Safri, seharusnya dipanggil untuk memberikan kesaksian dalam kasus pembunuhan tersebut. Ketika pembunuhan terjadi pada 18 Oktober 2006, Musa adalah ajudan PM Najib, yang kala itu menjabat Wakil Perdana Menteri.
“Dia yang seharusnya diajukan sebagai saksi oleh jaksa,” kata Sirul.
Pengadilan Tinggi Malaysia sebenarnya membebaskan Sirul pada 2013. Namun keputusan Pengadilan Tinggi ini dibatalkan Pengadilan Federal Malaysia pada 13 Januari lalu.