Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perayaan Valentine Day Ditolak? Ini Alasan Mereka

Pemuda Pamekasan, Jawa Timur menolak "valentine day" atau hari kasih sayang, karena jenis perayaan itu dinilai tidak sesuai dengan syariat Islam dan budaya Indonesia.
Gerakan menolak perayaan Valentine Day di Malaysia/Reuters
Gerakan menolak perayaan Valentine Day di Malaysia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Perayaan Hari Kasih Sayang di Indonesia, pada tahun ini, mendapatkan penolakan dari kaum muda lantaran dpijakan perayaannya dianggap berbeda dengan culture  Indonesia dan syariat Islam. Sejauh mana perbdaan itu? Berikut komentar mereka.

Pemuda Pamekasan, Jawa Timur menolak "valentine day" atau hari kasih sayang, karena jenis perayaan itu dinilai tidak sesuai dengan syariat Islam dan budaya Indonesia.

Aksi penolatan "valentine day" ini digelar oleh  puluhan aktivis yang mengatasnamakan diri Forum Penyelamat Pemuda Pamekasan di area Monumen Arek Lancor, Pamekasan, Jumat (13/2/2015).

"Perayaan valentine tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam dan oleh karenanya, kami atas nama pemuda Pamekasan menolak kegiatan ini," kata korlap aksi itu Agus Zainudin.

Selain menolak perayaan valentine, para pemuda ini juga meminta agar toko dan pasar swalayan yang ada di Pamekasan tidak menjual berbagai macam makanan yang biasa digunakan merayakan "hari valentine".

"Melalui aksi ini, kami juga mengajak kepada masyarakat agar menjaga putra-putrinya untuk tidak merayakan hari valentine," kata Agus.

Para pemuda ini juga mengajak kaum muda di Pamekasan agar memperhatikan nilai-nilai Islam, karena Kabupaten Pamekasan merupakan kabupaten yang menerapkan syariat Islam, melalui Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam).

Selain menyuarakan menolak perayaan valentine, para pengunjuk rasa gabungan dari organisasi pelajar di Pamekasan ini, juga menyerukan agar Pemkab dan DPRD Pamekasan agar menjadikan Monumen Arek Lancor Pamekasan sebagai kota yang bernuansa Islami, bukan menjadi tempat maksiat.

Secara terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pamekasan Alwi menyatakan, pihaknya menanggapi positif tuntutan pemuda itu.

Alwi menyatakan, Pemkab Pamekasan memang tidak pernah memperbolehkan kegiatan yang bersifat hura-hura dan tidak bernilai Islami. "Hari valentine itu bukan budaya kita, Islam tidak mengenal adanya hari valentine," tukas Alwi.

PEMUDA SAMPIT MENOLAK

Sementara itu, di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, puluhan remaja  menggelar aksi damai menolak perayaan "Valentine Day" atau hari kasih sayang yang kini jadi tren anak muda saat ini.

"Kita menolak tradisi-tradisi yang menimbulkan banyak hal negatif dan mengarah pada pergaulan bebas," kata koordinator aksi, Abdul Rasyid Sidik di Sampit.

Lebih dari 20 remaja yang terdiri dari pelajar dan mahasiswa di Sampit ikut dalam aksi yang dipusatkan di bundaran kantor Bupati Kotim. Mereka membawa spanduk dan poster sambil berorasi secara bergantian menyampaikan aspirasi.

Aksi yang didominasi pria berkerudung ini mendapat perhatian pengguna jalan yang melintas di lokasi yang hanya berjarak sekitar beberapa meter dari kantor Polres Kotim.

Mereka juga membagikan selebaran berisi pendapat mereka tentang penolakan terhadap perayaan "valentine day" kepada masyarakat di daerah tersebut.

Aksi damai ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penolakan perayaan "valentine day". Sehari sebelumnya, mereka menggelar seminar atau diskusi Islam dengan mengangkat tema yang sama yaitu penolakan terhadap fenomena perayaan "valentine day" Aksi mereka mendapat respons positif dari masyarakat di daerah Kotim. Sebagian pengendara mendukung aksi tersebut karena menilai perayaan "valentine day" tidak ada manfaatnya dan justru lebih banyak mudaratnya.

"Valentine day itu bukan tradisi daerah ini, tapi tradisi tersebut berasal dari luar negeri sana. Saya tidak setuju karena perayaan valentine day itu seakan membaskan orang pacaran bahkan mengarah pada pergaulan bebas," katanya.

Menurut dia, agama melarang pergaulan seperti itu. Tidak perlu remaja daerah ini ikut-ikutan seperti itu, kata Imam, salah seorang warga Sampit.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper