Kabar24..com, JAKARTA—Sejumlah kalangan meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk berhati-hati memilih calon kapolri baru.
Siti Zuhro, peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan pencalonan kapolri baru harus lebih selektif. “Harus ditekankan, calon kapolri harus minim resistensi publik, berintegritas, dan kredibel,” katanya, Kamis (12/2).
Jangan sampai, pencalonan kapolri baru oleh presiden berdampak buruk terhadap citra presiden. “Apalagi, jika presiden dianggap tidak pro terhadap pemberantasan korupsi. Itu akan menggangu kinerja jokowi karena kepercayaan publik luntur.”
Dalam memilih kapolri, Jokowi tidak bsia bermain isu kapolri usulan dari partai.
Menurutnya, partai pengusung boleh saja mengusulkan siapa saja. “Tapi penentu harus jokowi karena melekatnya hak prerogatif. Jokowi jangan sampai bertaruh nama hanya karena kapolri.”
Denny Indrayana, mantan wamenkumham, juga mengatakan hal serupa. “Intinya, kapolri harus memenuhi syarat administratif, kredibel, dan pro terhadap pemberantasan korupsi,” katanya..
Seperti diketahui, Komisi Kepolisian Nasioal (Kompolnas) telah mengajukan enam nama baru calon kapolri kepada Jokowi. Nama-nama itu a.l. Wakapolri Badrodin Haiti, Irwasum Dwi Priyatno, Kabaharkam Putut Eko Bayu Seno, Kabareskrim Budi Waseso, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Anang Iskandar, serta Sekretaris Utama Lemhanas Suhardi Alius.([email protected])