Bisnis.com, JAKARTA—Keluarnya Yunani dari penggunaan mata uang euro hanya tinggal masalah masalah waktu karena tidak seorang pun yang ingin mengambil risiko dengan meminjamkan uang kepada negara tersebut, ujar mantan Gubernur Bank Sentral AS Alan Greenspan.
Beberapa jam sebelum PM Yunani Alexis Tsipras membeberkan sejumlah kebijakan untuk membayar utang negaranya, mantan gubernur bank sentral itu menyatakan krisis Yunani tidak bisa diselesaikan selagi menerapkan kebijakan mata uang tunggal.
“Saya melihat hal itu tidak akan membantu mereka bertahan menggunakan euro dan saya pastikan hal itu juga tidak akan membantu seluruh negara zona euro,” ujar Greenspan dalam satu wawancara radio sebagaimana dikutip Bloomberg, Senin (9/2/2015).
Dia menegaskan hanya masalah waktu saja sebelum semua orang mengakui bahwa memisahkan diri merupakan strategi terbaik.
Pernyataan Greenspan itu disampaikan menjelang masa kritis bagi Yunani yang memberi dasar bagi negara G-20 mengadakan pertemuan hari ini.
Pertemuan itu akan dilanjutkan dengan pertemuan para menteri keuangan pada hari berikutnya.
Utang negara Yunani tercatat lebih dari 320 miliar euro (US$362 miliar) atau sekitar 75% dari produk domestik bruto.
“Yunani berada di posisi bahwa jika negara itu tidak mendapatkan tambahan bantuan maka negara itu akan bangkrut dan meninggalkan euro,” ujar Greenspan.
Pada titik ini, ujarnya, dirinya tidak melihat ada pihak yang mau menyediakan dana karena sering kecewa.
Greenspan juga menegaskan mendukung sikap Jerman yang menolak permintaan kemudahan dalam program bantuan oleh Yunani.