Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penulis Buku Saatnya Aku Belajar Pacaran Bakal Dilaporkan ke Polisi

Ketua Yayasan Anak Bangsa Berdaya dan Mandiri dan Anggota DPD RI Fahira Idris akan melaporkan penulis buku 'Saatnya Aku Belajar Pacaran' melalui jalur hukum.
Ilustrasi Pacaran/Antara
Ilustrasi Pacaran/Antara

Bisnis.com, JAKARTA-Ketua Yayasan Anak Bangsa Berdaya dan Mandiri dan Anggota DPD RI Fahira Idris akan melaporkan penulis buku 'Saatnya Aku Belajar Pacaran' melalui jalur hukum.

Fahira mengatakan, meskipun penulis buku ini Toge Aprilianto telah meminta maaf dan menarik peredarannya, Fahira tetap akan menempuh jalur hukum. Pasalnya, isi buku ini dianggap telah meresahkan masyarakat serta sudah terlanjur beredar sejak 2010.

"Ini sebagai pembelajaran agar hal seperti ini tidak terjadi lagi. Saya juga minta penjualan buku ini via internet dihentikan” katanya dalam siaran pers, Kamis (5/2/2015).

Wakil Ketua Komite III DPD yang antara lain mengurusi bidang pendidikan, keagamaan, budaya, dan perlidungan anak ini mengatakan hingga saat ini pembelian versi pdf buku ini masih tersedia di internet.

Menurutnya, pemerintah jangan hanya seperti 'pemadam kebakaran' yang bertindak setelah mendapatkan reaksi dari masyarakat. Buku-buku seperti ini, dinilai meresahkan dan berlawanan dengan agenda revolusi mental pemerintah Jokowi-JK.

"Saya minta menteri atau lembaga yang terkait dengan ini segera bertindak,” paparnya.

Dia menilai, seharusnya masing-masing pihak dalam proses penerbitkan buku mulai dari penerbit, editor, hingga toko buku, punya saringan agar buku-buku seperti ini tidak lolos ke masyarakat, baik lewat toko buku maupun lewat internet (online).

Menurut Fahira, kebebasan berpendat boleh, tetapi harus bertangungjawab. Penerbit maupun toko buku harusnya punya proses screening sebelum mencetak atau memajang buku. Mereka sebaiknya tidak hanya mengejar keuntungan belaka, tetapi mengorbankan sesuatu yang lebih besar.

Fahira juga minta IKAPI memberikan sanksi kepada penerbit yang meloloskan buku dengan konten yang berpotensi merusak generasi muda ini. Perpustakaan nasional sebagai lembaga yang memberi ISBN juga diminta untuk lebih teliti.

"Buku-buku yang punya potensi merusak moral jangan diberi ISBN,” ujar senator asal Jakarta ini.

Pemerintah harus memanggil pihak-pihak yang berkaitan dengan proses penerbitan dan perizinan buku agar duduk bersama untuk diikat komitmennya termasuk sanksi agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi.

Beberapa hari terakhir, media sosial dihebohkan dengan hadirnya buku ‘Saatnya Aku Belajar Pacaran’ karya Toge Aprilianto yang diterbitkan percetakan Brillian Internasional yang berlokasi Sidoarjo.

Buku ini ramai diperbincangkan oleh netizen setelah diposting oleh akun Facebook Teeamtamzir Bugeazt di group Facebook Komunitas Bisa Menulis. Ratusan orang pun menanggapi dan mengecam foto halaman buku tersebut.

Pada bagian halaman yang diposting tersebut, penulis mengatakan obrolan tentang ajakan berhubungan seksual menjadi bahasan paling penting dalam berpacaran.

Penulis juga mengatakan menjadi hal yang wajar jika pacar mengajak untuk berhubungan seks. Yang lebih memprihatinkan lagi, si penulis justru memberikan solusi jika pacar mengajak berhubungan seks dengan solusi mengiyakan untuk menurutinya. Asalnya baik si pembaca dan pacarnya sama-sama siap untuk menanggung akibatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper