Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembebasan Lahan KEK Tanjung Api-api Butuh 10 Tahun

Pemprov Sumatra Selatan menyatakan pembebasan lahan sebanyak 2.030 hektare untuk lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api bakal memakan waktu hingga 10 tahun mendatang.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, PALEMBANG - Pemprov Sumatra Selatan menyatakan pembebasan lahan sebanyak 2.030 hektare untuk lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-api bakal memakan waktu hingga 10 tahun mendatang.

Kepala Project Management Unit (PMU) KEK Regina Ariyanti mengatakan pembebasan lahan masih menjadi kendala utama dalam pembangunan KEK Tanjung Api-api. Meski demikian, Pemprov Sumsel telah menyiapkan sejumlah perencanaan untuk mempercepat hal itu.

“Selain wilayahnya luas, tahapan-tahapan yang dilakukan juga banyak dalam proses pembebasan lahan, dan ini tidak mudah. Misalnya, dalam menginventarisasi data lahan dan lainnya, ini membutuhkan waktu yang panjang,” katanya, Selasa (3/2/2015).

Regina mengaku Pemprov Sumsel menargetkan pembebasan lahan tahun ini sebanyak 217 hektare, dengan dana yang disiapkan sebesar Rp50 miliar. Adapun secara total, alokasi dana yang disiapkan sekitar Rp600 miliar.

Menurutnya, progres persiapan pembebasan lahan tahun ini masih berada di tahap inventarisasi data. Rencananya, proses inventarisasi data tersebut selesai pada Agustus 2015. Kemudian, dilanjutkan pelaksanaan pembebasan lahan, sekaligus pembayaran ganti rugi.

Untuk mempercepat inventarisasi data, Pemprov Sumsel melimpahkan penyelesaian pembebasan lahan ke kabupaten/kota. Artinya, pengukuran lahan, penunjukkan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) dan lain sebagainya akan dilakukan oleh kabupaten/kota masing-masing.

Selain pembebasan lahan, Pemprov Sumsel juga mengupayakan pembangunan infrastruktur KEK Tanjung Api-api, seperti akses jalan dan lain sebagainya. Regina mengaku minat investor terhadap KEK Tanjung Api-api cukup tinggi, meskipun masih dalam proses.

“Selain KEK Tanjung Api-api, investor asing juga menanti keberadaan pelabuhan. Pasalnya, rata-rata para investor tidak hanya membuka outlet, tetapi butuh juga jalur perhubungan dan pengangkutan barang produksi yang baik,” tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper